Tuhan yang Mahakuasa adalah kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Domba-domba Tuhan mendengar suara Tuhan. Selama Anda membaca firman Tuhan yang Mahakuasa, Anda akan melihat Tuhan muncul! Kami menyambut semua pencari kebenaran untuk datang dan melihat.

菜單

Nubuat-nubuat Akhir Zaman Telah Digenapi: Cara Menyambut Kedatangan Tuhan yang Kedua Kali

Bencana sering terjadi dan nubuat akhir zaman telah terpenuhi. Bagaimana kita dapat menyambut kedatangan Tuhan? Silakan baca artikelnya sekarang dan temukan jawabannya.




Rabu, 09 Januari 2019

Tuhan adalah Tuhan atas Seluruh Ciptaan

Tuhan adalah Tuhan atas Seluruh Ciptaan

Salah satu tahap pekerjaan di dua zaman sebelumnya terjadi di Israel, yang satunya lagi terjadi di Yudea. Secara umum, tak satu pun dari kedua tahap pekerjaan tersebut terjadi di luar Israel, keduanya merupakan tahap-tahap pekerjaan yang berlangsung di tengah-tengah bangsa pilihan mula-mula. , menurut sudut pandang orang Israel, Tuhan Yahweh adalah Tuhannya bangsa Israel saja. Karena pekerjaan Yesus di Yudea, dan karena penggenapan karya penyaliban-Nya, menurut sudut pandang orang Yahudi, Yesus adalah Penebusnya orang Yahudi. Ia adalah Rajanya orang Yahudi saja, dan bukan Rajanya bangsa-bangsa lain. Ia bukanlah Tuhan yang menebus orang Inggris, atau Tuhan yang menebus orang Amerika, melainkan Tuhan yang menebus orang Israel, dan di Israel, hanya orang-orang Yahudi yang Ia tebus. Sebenarnya, Tuhan adalah Penguasa atas segala sesuatu. Ia adalah Tuhan atas seluruh ciptaan. Ia bukan hanya Tuhannya orang Israel, dan Ia bukan hanya Tuhannya orang Yahudi. Ia adalah Tuhan atas seluruh ciptaan. Kedua tahap pekerjaan-Nya yang terdahulu terjadi di Israel sehingga beberapa pemahaman pun terbentuk di tengah bangsa itu. Orang-orang itu berpikir bahwa Yahweh melakukan pekerjaan-Nya di Israel dan bukan hanya itu, Yesus sendiri pun melakukan pekerjaan-Nya di Yudea, melalui inkarnasi-lah Ia melakukan pekerjaan-Nya di Yudea—yang pasti, pekerjaan ini tidak meluas hingga ke luar Israel. Ia tidak bekerja di antara orang Mesir. Ia tidak bekerja di antara orang India. Ia hanya bekerja di antara orang Israel saja. Dengan demikian, orang-orang pun membentuk berbagai pemahaman. Apalagi, mereka membatasi pekerjaan Tuhan dalam suatu lingkup tertentu. Menurut mereka, saat Tuhan bekerja, pekerjaan-Nya itu harus dilangsungkan di antara umat pilihan dan di Israel saja. Selain bangsa Israel, Tuhan tidak memiliki pihak penerima lain ataupun lingkup lain bagi pekerjaan-Nya. Orang-orang seperti itu sangat kaku dalam “membatasi” Tuhan yang berinkarnasi, dengan tidak mengizinkan-Nya untuk bergerak ke luar lingkup Israel. Bukankah semua itu semata pemahaman manusia? Tuhan menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatunya, dan menjadikan seluruh ciptaan. Bagaimana mungkin Ia membatasi pekerjaan-Nya hanya bagi orang Israel saja? Jika seperti demikian, untuk apa Ia menciptakan seluruh ciptaan-Nya? Ia menciptakan seluruh dunia. Ia telah melangsungkan rencana pengelolaan enam ribu tahun-Nya bukan hanya di Israel, melainkan bagi setiap orang di alam semesta ini. Terlepas dari apakah mereka tinggal di Tiongkok, Amerika Serikat, Inggris, atau Rusia, setiap orang adalah keturunan Adam. Mereka semua diciptakan Tuhan. Tak seorang pun dapat keluar dari lingkup penciptaan Tuhan, dan tak seorang pun dapat menepis sebutan “keturunan Adam”. Mereka semua ciptaan Tuhan, dan mereka semua keturunan Adam. Mereka adalah keturunan Adam dan Hawa yang telah rusak. Ciptaan Tuhan bukan hanya orang Israel, melainkan semua orang. Meski demikian, sebagian ciptaan itu sudah dikutuk, sementara sebagian lainnya telah diberkati. Ada banyak hal baik mengenai orang Israel. Tuhan pertama-tama bekerja di antara mereka, karena mereka bangsa yang paling sedikit celanya. Jika dibandingkan dengan mereka, orang Tiongkok jauh tertinggal, bahkan tidak bisa berharap untuk menandingi mereka. Karena itulah, pertama-tama Tuhan bekerja di antara orang Israel, dan tahap kedua pekerjaan-Nya hanya dilangsungkan di Yudea. Sebagai akibatnya, orang-orang lantas membentuk beragam pemahaman dan aturan. Sebetulnya, jika menuruti pemahaman manusia, Tuhan hanya akan menjadi Tuhannya orang Israel. Dengan demikian, Ia tidak akan sanggup memperluas pekerjaan-Nya hingga ke bangsa-bangsa lain, sebab Ia hanya akan menjadi Tuhannya orang Israel dan bukan Tuhan atas seluruh ciptaan. Nubuatan-nubuatan berkata bahwa nama Yahweh akan menjadi besar di antara bangsa-bangsa lain bahwa nama Yahweh akan tersebar ke antara bangsa-bangsa lain—mengapa nubuatan-nubuatan itu berkata demikian? Seandainya Tuhan adalah Tuhannya orang Israel saja maka Ia hanya akan bekerja di Israel. Selain itu, Ia tidak akan memperluas pekerjaan ini dan tidak akan membuat nubuatan ini. Karena Ia telah membuat nubuatan ini, Ia perlu memperluas pekerjaan-Nya hingga menjangkau bangsa-bangsa lain yang bukan Yahudi dan sampai kepada segala bangsa dan semua tempat. Karena Ia telah menyatakannya, Ia pasti akan menggenapinya. Inilah rencana-Nya sebab Ia adalah Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatunya, dan Ia adalah Tuhan atas seluruh ciptaan. Terlepas dari apakah Ia sedang bekerja di antara orang Israel atau di seluruh Yudea, pekerjaan yang dilakukan-Nya adalah pekerjaan di seluruh alam semesta dan menjangkau seluruh umat manusia. Pekerjaan yang sedang dilakukan-Nya sekarang di tengah bangsa naga merah besar—sebuah bangsa yang bukan bangsa Yahudi—masih merupakan pekerjaan bagi seluruh umat manusia. Israel bisa saja menjadi dasar pekerjaan-Nya di bumi ini. Begitu pula, Tiongkok bisa saja menjadi dasar pekerjaan-Nya di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi. Bukankah Ia kini telah menggenapi nubuatan yang berkata bahwa “nama Yahweh akan menjadi besar di antara bangsa-bangsa lain”? Tahap pertama pekerjaan-Nya di antara bangsa-bangsa lain mengacu pada pekerjaan yang sedang dikerjakan-Nya sekarang di tengah bangsa si naga merah yang sangat besar ini. Kenyataan bahwa Tuhan yang berinkarnasi bekerja di negeri ini dan bekerja di antara bangsa yang terkutuk ini sangatlah berlawanan dengan nalar manusia. Bangsa ini adalah bangsa yang paling rendah dan tidak ada harganya. Mereka adalah bangsa yang tadinya ditinggalkan oleh Yahweh. Orang dapat ditinggalkan oleh sesamanya, tetapi jika mereka ditinggalkan oleh Tuhan, orang-orang seperti itu tidak akan memiliki status, dan nilai mereka sangatlah rendah. Sebagai bagian dari ciptaan, dikuasai Iblis ataupun ditinggalkan sesama manusia sama-sama menyakitkan, tetapi jika suatu bagian ciptaan ditinggalkan oleh Tuhan penciptanya, ini menunjukkan betapa rendah status ciptaan tersebut. Keturunan Moab dikutuk, dan mereka pun terlahir di negara yang tertinggal ini. Tak diragukan lagi, keturunan Moab adalah bangsa dengan status terendah di bawah pengaruh kegelapan. Karena bangsa ini memiliki status terendah di masa lalu, pekerjaan yang dilangsungkan di antara mereka paling ampuh menghancurkan penalaran manusia, dan juga merupakan pekerjaan yang paling bermanfaat dalam keseluruhan rencana pengelolaan enam ribu tahun-Nya. Pekerjaan-Nya di antara orang-orang ini merupakan tindakan yang paling ampuh untuk menghancurkan nalar manusia. Dengan cara ini-lah Ia meluncurkan sebuah zaman. Dengan cara ini-lah Ia menghancurkan seluruh nalar manusia. Dengan cara ini-lah Ia mengakhiri pekerjaan di sepanjang Zaman Kasih Karunia. Pekerjaan mula-mula-Nya dilangsungkan di Yudea, dalam lingkup Israel, sedangkan di antara bangsa-bangsa lain, Ia tidak melakukan pekerjaan peluncuran zaman apa pun. Tahap akhir pekerjaan-Nya bukan hanya dilangsungkan di antara bangsa-bangsa lain. Terlebih lagi, pekerjaan ini dilangsungkan di antara bangsa yang terkutuk itu. Kenyataan ini saja merupakan bukti paling ampuh untuk mempermalukan Iblis. Dengan demikian, Tuhan “menjadi” Tuhan atas seluruh ciptaan di alam semesta dan menjadi Tuhan atas segala sesuatu, yang menjadi tujuan penyembahan semua makhluk yang hidup.
Saat ini, ada sebagian orang yang masih belum mengerti pekerjaan baru macam apa yang telah Tuhan luncurkan. Tuhan telah menciptakan awal yang baru di antara bangsa-bangsa lain dan telah memulai zaman yang baru, serta meluncurkan pekerjaan yang lain, dan Ia sedang bekerja di antara keturunan Moab. Bukankah ini pekerjaan terbaru-Nya? Di sepanjang masa, tak seorang pun pernah mengalami pekerjaan ini, dan tak seorang pun pernah mendengar tentang hal ini, apalagi menghargainya. Hikmat Tuhan, keajaiban Tuhan, kedalaman Tuhan yang tak terselami, keagungan Tuhan, kekudusan Tuhan, bergantung pada tahap pekerjaan pada akhir zaman ini, agar dapat terlihat dengan jelas. Bukankah ini pekerjaan baru yang sedang menghancurkan nalar manusia? Masih ada juga orang yang berpikir seperti ini: “Karena Tuhan telah mengutuk Moab dan berkata bahwa Ia akan meninggalkan keturunan Moab, bagaimana mungkin Ia kini menyelamatkan mereka?” Orang-orang itu memang berasal dari bangsa-bangsa lain yang dikutuk dan diusir dari Israel. Orang Israel menamakan mereka “anjing kafir”. Menurut sudut pandang semua orang, mereka bukan hanya anjing kafir, melainkan lebih buruk lagi, anak-anak kebinasaan. Dengan kata lain, mereka bukanlah bangsa pilihan Tuhan. Meski pada mulanya mereka terlahir dalam lingkup Israel, mereka bukanlah bagian dari Israel, mereka juga diusir ke antara bangsa-bangsa lain. Mereka adalah bangsa yang paling hina. Justru karena mereka yang paling hina di antara umat manusia, Tuhan melangsungkan pekerjaan-Nya meluncurkan sebuah zaman baru di antara mereka. Karena mereka mewakili umat manusia yang sudah cemar dan pekerjaan Tuhan bukan tanpa pemilihan atau tujuan, pekerjaan yang dilangsungkan-Nya di antara orang-orang itu kini juga dilangsungkan di antara ciptaan. Nuh merupakan bagian dari ciptaan, begitu pula keturunannya. Setiap orang di dunia ini, yang terdiri dari darah dan daging, merupakan bagian dari ciptaan. Pekerjaan Tuhan ditujukan bagi seluruh ciptaan. Pekerjaan ini tidak dilangsungkan berdasarkan apakah seseorang telah dikutuk setelah diciptakan. Pekerjaan pengelolaan-Nya ditujukan bagi seluruh ciptaan, bukan bagi bangsa pilihan yang tidak kena kutuk. Karena Tuhan ingin melangsungkan pekerjaan-Nya di antara ciptaan-Nya, Ia tentu saja akan menuntaskannya. Ia akan bekerja di antara orang-orang yang mendatangkan manfaat dalam pekerjaan-Nya. Oleh karena itulah, Ia menghancurkan seluruh keyakinan orang tentang pekerjaan-Nya di antara manusia. Bagi-Nya, kata-kata “dikutuk”, “dihajar”, dan “diberkati” tidaklah berarti apa-apa! Bangsa Yahudi sebetulnya cukup baik, dan bangsa Israel yang terpilih juga tidaklah buruk. Mereka adalah bangsa dengan kualitas dan kemanusiaan yang baik. Yahweh pada mulanya meluncurkan pekerjaan-Nya dan melakukan pekerjaan-Nya yang mula-mula di antara mereka, tetapi tidak ada manfaatnya jika Ia menggunakan mereka sebagai penerima pekerjaan penaklukan-Nya sekarang. Meskipun mereka juga merupakan bagian dari ciptaan dan memiliki banyak segi positif, akan sia-sia untuk melangsungkan tahap pekerjaan ini di antara mereka. Ia tidak dapat menaklukkan siapa pun, juga tidak akan dapat meyakinkan seluruh ciptaan. Inilah arti penting pemindahan pekerjaan-Nya kepada orang-orang dari antara bangsa naga merah besar ini. Makna terdalamnya terkandung dalam tindakan-Nya meluncurkan sebuah zaman, menghancurkan semua aturan dan semua nalar manusia, dan juga mengakhiri pekerjaan di seluruh Zaman Kasih Karunia. Jika pekerjaan-Nya yang sekarang dilangsungkan di antara orang Israel, saat rencana pengelolaan enam ribu tahun-Nya hampir berakhir, semua orang akan percaya bahwa Tuhan adalah Tuhannya orang Israel saja, bahwa orang Israel adalah satu-satunya bangsa pilihan Tuhan, bahwa hanya orang Israel saja-lah yang berhak mewarisi berkat dan janji Tuhan. Pada akhir zaman, Tuhan berinkarnasi di tengah bangsa naga merah besar yang bukan bangsa Yahudi ini. Ia telah menunaikan pekerjaan Tuhan sebagai Tuhan atas seluruh ciptaan. Ia telah menyelesaikan segenap pekerjaan pengelolaan-Nya, dan Ia akan mengakhiri bagian inti dari pekerjaan-Nya di tengah bangsa naga merah besar. Inti dari ketiga tahap pekerjaan ini adalah keselamatan manusia—yaitu membuat seluruh ciptaan menyembah Tuhan pencipta. Karena itulah, setiap tahap pekerjaan ini sangat berarti. Tuhan tentu saja tidak akan melakukan sesuatu tanpa makna atau nilai. Di satu sisi, tahap pekerjaan ini berupa peluncuran sebuah zaman baru dan pengakhiran dua zaman terdahulu. Di sisi lain, pekerjaan ini berupa penghancuran seluruh nalar manusia dan tradisi kepercayaan dan pengetahuan manusia. Pekerjaan dua zaman terdahulu berlangsung sesuai dengan berbagai nalar manusia. Akan tetapi, tahap ini benar-benar melenyapkan nalar manusia, dan karenanya benar-benar menaklukkan umat manusia. Dengan menaklukkan keturunan Moab dan melalui pekerjaan yang dilangsungkan di antara keturunan Moab, Tuhan akan menaklukkan segenap umat manusia di seluruh alam semesta. Inilah makna terdalam dari tahap pekerjaan-Nya ini, dan inilah aspek paling berharga dari tahap pekerjaan-Nya ini. Bahkan jika kini engkau menyadari bahwa statusmu rendah dan engkau kurang bernilai, engkau akan tetap merasa telah menemukan hal yang paling menggembirakan: engkau telah mewarisi berkat yang sangat besar, memperoleh janji yang mulia, dan engkau dapat menyempurnakan pekerjaan besar Tuhan ini, serta dapat melihat wajah Tuhan yang sesungguhnya, mengenal watak Tuhan yang sejati, dan melaksanakan kehendak Tuhan. Kedua tahap pekerjaan Tuhan sebelumnya dilakukan di Israel. Jika tahap pekerjaan-Nya pada akhir zaman masih dilaksanakan di antara orang Israel, seluruh makhluk ciptaan tidak hanya akan memercayai bahwa hanya orang Israel yang dipilih Tuhan, tetapi juga seluruh rencana pengelolaan Tuhan pun tidak akan mendatangkan hasil seperti yang diharapkan. Selama masa kedua tahap pekerjaan-Nya dilangsungkan di Israel, tidak ada pekerjaan baru yang dilangsungkan dan tak ada pula pekerjaan peluncuran zaman baru yang Tuhan lakukan di antara bangsa-bangsa lain. Tahap pekerjaan peluncuran zaman ini pertama kali dilakukan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, dan lebih tepatnya, pertama-tama dilakukan di antara keturunan Moab, pekerjaan ini telah meluncurkan seluruh zaman itu. Tuhan telah menghancurkan setiap pengetahuan yang terkandung dalam nalar manusia dan tidak mengizinkan sedikit pun dari pengetahuan itu untuk tetap ada. Dalam pekerjaan penaklukan-Nya, Ia telah menghancurkan nalar manusia, yaitu tradisi pengetahuan manusia yang sudah usang. Ia membiarkan orang-orang melihat bahwa dengan Tuhan tidak ada aturan-aturan, bahwa tidak ada yang usang mengenai Tuhan, bahwa pekerjaan yang dikerjakan-Nya benar-benar merdeka, benar-benar bebas, bahwa Ia benar dalam apa pun yang dilakukan-Nya. Engkau harus sepenuhnya tunduk pada pekerjaan apa pun yang dilakukan-Nya di tengah-tengah ciptaan. Setiap pekerjaan yang dilakukankan-Nya sarat dengan makna dan dikerjakan seturut kehendak dan hikmat-Nya sendiri, tidak berdasarkan pada kesukaan dan pemikiran manusia. Ia melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk pekerjaan-Nya. Jika sesuatu tidak bermanfaat untuk pekerjaan-Nya, Ia tidak akan melakukannya, betapa pun baiknya hal itu! Ia bekerja dan memilih penerima dan lokasi pekerjaan-Nya seturut dengan maksud dan tujuan pekerjaan-Nya. Ia tidak berpegang pada aturan-aturan di masa lalu, ataupun mengikuti rumus-rumus lama. Namun, Ia merencanakan pekerjaan-Nya berdasarkan arti penting dari pekerjaan-Nya itu. Pada akhirnya, Ia hendak memperoleh hasil nyata dan tujuan yang diharapkan-Nya. Jika engkau tidak memahami hal-hal ini sekarang, pekerjaan ini tidak akan mencapai hasil apa pun dalam dirimu.
Baca Teks Lengkap:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar