Tuhan yang Mahakuasa adalah kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Domba-domba Tuhan mendengar suara Tuhan. Selama Anda membaca firman Tuhan yang Mahakuasa, Anda akan melihat Tuhan muncul! Kami menyambut semua pencari kebenaran untuk datang dan melihat.

菜單

Nubuat-nubuat Akhir Zaman Telah Digenapi: Cara Menyambut Kedatangan Tuhan yang Kedua Kali

Bencana sering terjadi dan nubuat akhir zaman telah terpenuhi. Bagaimana kita dapat menyambut kedatangan Tuhan? Silakan baca artikelnya sekarang dan temukan jawabannya.




Senin, 21 Januari 2019

Makna Menjadi Seorang Manusia Sejati

Makna Menjadi Seorang Manusia Sejati

Mengelola manusia adalah tugas-Ku, dan terlebih lagi membuatnya takluk kepada-Ku adalah sesuatu yang ditetapkan ketika Aku menciptakan dunia. Orang-orang mungkin tidak mengetahui bahwa Aku akan menaklukkan mereka seluruhnya pada akhir zaman dan mungkin juga tidak menyadari bahwa bukti kekalahan Iblis adalah dengan menaklukkan para pemberontak di antara umat manusia. Namun, saat musuh-Ku berperang melawan-Ku, Aku telah memberitahunya bahwa Aku akan menjadi penakluk mereka yang telah ditawan oleh Iblis dan dijadikan sebagai anak-anak dan pelayan setia yang mengawasi rumahnya. Makna asli dari menaklukkan adalah mengalahkan, memberikan penghinaan. Dalam bahasa Israel, kata ini bermakna sepenuhnya mengalahkan, menghancurkan dan membuat musuh tidak mampu lagi melawan-Ku. Namun sekarang, sebagaimana digunakan di antara engkau sekalian, maknanya adalah menaklukkan. Engkau sekalian harus tahu bahwa niat-Ku adalah untuk sepenuhnya menghancurkan dan menyingkirkan si jahat dari antara umat manusia, sehingga jangankan memberontak terhadap-Ku, mengambil napas untuk menyela atau mengganggu pekerjaan-Ku pun tidak bisa. Demikianlah, sejauh menyangkut manusia, hal itu berarti penaklukan. Apa pun konotasi istilah tersebut, pekerjaan-Ku adalah untuk mengalahkan umat manusia. Sebab, meskipun benar bahwa umat manusia merupakan pelengkap untuk pengelolaan-Ku, lebih tepatnya, umat manusia tidak lain adalah musuh-Ku. Umat manusia adalah si jahat yang menentang dan tidak taat kepada-Ku. Umat manusia tidak lain adalah keturunan si jahat yang Ku-kutuk. Umat manusia tidak lain adalah keturunan malaikat utama yang mengkhianati-Ku. Umat manusia tidak lain adalah warisan Iblis yang sejak dulu Ku-tolak, dan sejak itu telah menjadi musuh-Ku yang tidak terdamaikan. Di atas umat manusia, langit mendung, redup dan suram, tanpa secercah cahaya, dan dunia manusia terjerumus ke dalam kegelapan pekat, sehingga dia yang tinggal di dalamnya bahkan tidak bisa melihat tangannya yang terjulur di depan wajahnya ataupun melihat cahaya ketika dia menengadahkan kepalanya. Jalan yang dia lalui berlumpur dan penuh lubang, juga sangat berliku-liku; seluruh daratan bergelimang mayat. Sudut-sudut gelap dipenuhi dengan jasad manusia, dan di sudut-sudut dingin dan temaram, kerumunan setan telah tinggal di sana. Di mana-mana di dunia manusia, setan datang dan pergi bergerombol. Keturunan dari segala macam binatang, berlumur kenajisan, sedang terjebak di medan pertempuran dengan suara yang sangat menakutkan. Pada saat yang demikian, dalam dunia yang demikian, “surga dunia” yang demikian, ke mana dia mencari kebahagiaan hidup? Ke mana dia pergi menemukan tempat tujuan hidupnya? Umat manusia yang telah lama diinjak-injak oleh Iblis, sejak awal telah menjadi aktor yang menyandang gambar Iblis—bahkan, menjadi jelmaan Iblis yang dengan lantang dan jelas memberi kesaksian untuk Iblis. Bagaimana bisa umat manusia yang sedemikian bobrok dan keturunan dari keluarga manusia yang sedemikian rusak menjadi saksi Tuhan? Dari manakah kemuliaan-Ku akan datang? Di manakah seseorang dapat mulai berbicara tentang kesaksian-Ku? Kepada musuh yang setelah merusak manusia dan melawan-Ku, ia telah mengambil alih umat manusia–umat manusia yang Ku-ciptakan dahulu kala dan dipenuhi dengan kemuliaan dan cara hidup-Ku–dan mengotori mereka. Dia telah merenggut kemuliaan-Ku, dan semua yang telah dia tanamkan kepada manusia adalah racun yang dipenuhi keburukan Iblis, dan esensi dari buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat. Pada mulanya, Aku menciptakan umat manusia, yaitu nenek moyang manusia bernama Adam. Dia diberkati dengan rupa dan gambar, penuh kekuatan, penuh kegagahan, dan selain itu, ada di dalam kemuliaan-Ku. Itulah hari mulia ketika Aku menciptakan manusia. Setelah itu, Hawa diciptakan dari tubuh Adam, dan dia juga merupakan nenek moyang manusia, sehingga orang-orang yang Ku-ciptakan dipenuhi dengan napas dan kemuliaan-Ku. Adam lahir dari tangan-Ku dan merupakan perwujudan dari gambar-Ku. Dengan demikian, makna asli dari “Adam” adalah diciptakan oleh-Ku, dipenuhi dengan daya hidup-Ku, kemuliaan-Ku, memiliki rupa dan gambar, juga roh dan napas-Ku. Dia adalah satu-satunya makhluk ciptaan, memiliki roh, yang mampu mewakili-Ku, menyandang gambar-Ku, dan menerima napas-Ku. Pada awalnya, Hawa adalah manusia kedua yang diberkati dengan napas penciptaannya telah Ku-tetapkan, sehingga makna asli dari “Hawa” adalah makhluk ciptaan yang akan meneruskan kemuliaan-Ku, dipenuhi dengan daya hidup-Ku, bahkan sangat diberkati dengan kemuliaan-Ku. Hawa berasal dari Adam sehingga dia juga memiliki gambar-Ku, karena dia adalah manusia kedua yang diciptakan berdasarkan gambar-Ku. Makna asli dari “Hawa” adalah manusia yang hidup dengan roh, daging, dan tulang, kesaksian-Ku yang kedua, juga gambar-Ku yang kedua di antara umat manusia. Mereka merupakan nenek moyang umat manusia, harta paling murni, dan berharga, sejak awal, mereka adalah makhluk hidup yang diberkati dengan roh. Namun, si jahat mengambil keturunan dari nenek moyang umat manusia itu dan menindas, serta menawan mereka, menjerumuskan dunia manusia ke dalam kegelapan total, dan membuatnya sedemikian rupa sehingga keturunan manusia itu tidak lagi percaya akan keberadaan-Ku. Bahkan yang lebih keji lagi, ialah ketika si jahat merusak dan menindas mereka, dia juga dengan kejamnya merenggut kemuliaan-Ku, kesaksian-Ku, daya hidup yang Ku-berikan, napas dan kehidupan yang Ku-hembuskan kepada mereka, seluruh kemuliaan-Ku di dunia manusia, dan darah yang telah Ku-curahkan untuk umat manusia. Umat manusia tidak lagi berada dalam terang, mereka telah kehilangan segala yang Ku-berikan, membuang kemuliaan yang Ku-berikan. Bagaimana bisa mereka mengakui bahwa Aku-lah Tuhan dari segala makhluk ciptaan? Bagaimana bisa mereka terus percaya akan keberadaan-Ku di surga? Bagaimana bisa mereka menemukan perwujudan kemuliaan-Ku di atas bumi? Bagaimana bisa anak-cucu ini menerima Tuhan yang dihormati nenek moyangnya sebagai Tuhan Sang Pencipta? Anak-cucu yang menyedihkan ini dengan murah hatinya telah “mempersembahkan” kemuliaan, gambar, juga kesaksian yang Ku-berikan kepada Adam dan Hawa, kepada si jahat, serta kehidupan yang Ku-anugerahkan kepada umat manusia dan tempat mereka bergantung untuk bertahan hidup, serta, tanpa memedulikan sedikit pun akan kehadiran si jahat, mereka telah memberikan seluruh kemuliaan-Ku kepadanya. Bukankah ini asal dari sebutan “sampah”? Bagaimana bisa seperti itu: umat manusia, setan jahat, mayat hidup, sosok Iblis, dan musuh-musuh-Ku memiliki kemuliaan-Ku? Aku akan mengambil kembali kemuliaan dan kesaksian-Ku yang hidup di antara manusia; mengambil kembali segala yang pernah Ku-miliki dan yang pernah Ku-berikan kepada umat manusia sejak dahulu—Aku akan sepenuhnya menaklukkan umat manusia. Akan tetapi, engkau harus tahu, manusia yang Ku-ciptakan adalah orang-orang kudus yang menyandang gambar dan kemuliaan-Ku. Mereka bukan berasal dari Iblis atau pun tempat pijakannya, namun mereka adalah perwujudan murni dari diri-Ku dan sama sekali bebas dari racun Iblis. Karena itu, Aku membiarkan umat manusia tahu bahwa Aku hanya menginginkan ciptaan tangan-Ku, yang kudus yang Ku-cintai dan yang bukan berasal dari entitas lain. Selain itu, Aku akan menikmatinya dan menganggapnya sebagai kemuliaan-Ku. Akan tetapi, yang Ku-inginkan bukanlah umat manusia yang telah dirusak oleh Iblis, yang saat ini dimiliki oleh Iblis, dan tidak lagi menjadi ciptaan asli-Ku. Karena Aku berniat untuk mengambil kembali kemuliaan-Ku yang berada di dunia manusia, maka Aku akan mendapatkan kemenangan mutlak atas mereka yang tersisa di antara umat manusia, sebagai bukti dari Kemuliaan-Ku dalam mengalahkan Iblis. Aku hanya akan mengambil kesaksian-Ku sebagai kristalisasi diri-Ku, sebagai objek kesukaan-Ku. Inilah kehendak-Ku.
Umat manusia telah berkembang melalui puluhan ribu tahun sejarah sehingga berada di tempat seperti sekarang ini. Namun, umat manusia ciptaan-Ku yang semula telah lama mengalami kemerosotan. Mereka telah berhenti menjadi manusia seperti yang Aku inginkan, sehingga kemanusiaan seperti yang tampak di mata-Ku, tidak lagi pantas disebut umat manusia. Mereka cenderung menjadi sampah umat manusia dalam cengkeraman Iblis, bagai bangkai busuk berjalan yang berjiwa dan berbaju Iblis. Manusia sedikit pun tidak memercayai keberadaan-Ku, dan mereka tidak menyambut kedatangan-Ku. Umat manusia menanggapi permintaan-Ku dengan enggan, menyetujuinya sementara waktu, dan mereka tidak dengan tulus berbagi suka dan duka bersama-Ku. Karena orang-orang memandang-Ku sebagai sosok misterius, mereka dengan terpaksa berpura-pura tersenyum kepada-Ku, berusaha mengambil hati sosok yang berkuasa. Ini karena manusia tidak memiliki pengetahuan tentang pekerjaan-Ku, terlebih akan apa yang menjadi kehendak-Ku saat ini. Aku akan bersikap jujur kepada engkau sekalian: Apabila waktunya tiba, penderitaan setiap orang yang menyembah-Ku akan lebih ringan daripada penderitaanmu. Tingkat imanmu kepada-Ku sesungguhnya tidak melebihi iman dari Ayub—bahkan iman orang Farisi Yahudi melebihi iman engkau sekalian—dan dengan demikian, jika hari kiamat tiba, penderitaan engkau sekalian akan lebih besar daripada penderitaan kaum Farisi tersebut ketika dicela oleh Yesus, daripada penderitaan 250 pemimpin yang melawan Musa, dan daripada penderitaan Sodom yang terpanggang api kehancuran. Ketika Musa memukul batu, dan air yang dianugerahkan oleh Yahweh tepercik keluar, itu karena imannya. Ketika Daud memainkan lira saat memuji-Ku sebagai Yahweh—dengan hati gembira—itu karena imannya. Ketika Ayub kehilangan ternaknya yang memenuhi pegunungan dan segala kekayaan yang tak terkira jumlahnya, dan tubuhnya dipenuhi dengan barah yang busuk, itu karena imannya. Ketika ia dapat mendengar suara-Ku, Yahweh, dan melihat kemuliaan-Ku, Yahweh, itu karena imannya. Bahwa Petrus dapat mengikut Yesus Kristus, itu karena imannya. Bahwa ia bersedia disalibkan demi Aku dan memberikan kesaksian mulia, itu juga karena imannya. Ketika Yohanes melihat citra mulia Anak Manusia, itu karena imannya. Ketika ia melihat penglihatan akan akhir zaman, itu semata-mata karena imannya. Penyebab mengapa begitu banyak bangsa yang disebut Kafir telah memperoleh pewahyuan-Ku, dan menjadi tahu bahwa Aku telah kembali sebagai manusia untuk melakukan pekerjaan-Ku di antara manusia, itu juga karena iman mereka. Mereka yang tercambuk oleh firman keras-Ku namun juga terhibur olehnya, dan yang diselamatkan—bukankah mereka mendapatkannya karena iman mereka? Mereka yang percaya pada-Ku namun masih mengalami kesusahan, tidakkah mereka juga ditolak oleh dunia? Mereka yang hidup di luar firman-Ku, melarikan diri dari derita ujian, apakah mereka semua tidak terlunta-lunta ke seluruh penjuru dunia? Mereka mirip dedaunan musim gugur yang melayang ke sana kemari, tiada tempat untuk mendarat, terlebih memiliki firman penghiburan-Ku. Walaupun hajaran dan pemurnian-Ku tidak menyertai mereka, bukankah mereka pengemis yang terus berkelana dari satu tempat ke tempat lain, menyusuri jalanan di luar kerajaan surga? Apakah dunia benar milikmu untuk bermukim? Benarkah engkau dengan menghindari hajaran-Ku, dapat memperoleh sedikit senyum kepuasan dari dunia? Sungguhkah engkau dapat menggunakan kenikmatan fanamu untuk menutupi kekosongan hati yang tidak dapat disembunyikan? Engkau dapat membodohi setiap orang dalam keluargamu, namun engkau tidak pernah dapat membodohi-Ku. Karena imanmu terlalu kecil, sampai hari ini, engkau masih tidak berdaya untuk menemukan satu pun kesukaan yang hidup tawarkan. Aku mendesakmu: lebih baik secara tulus menjalani separuh hidupmu demi Aku daripada menghabiskan seluruh hidupmu dalam kehidupan yang biasa saja dan disibukkan oleh pekerjaan kedagingan, dengan menanggung semua penderitaan yang nyaris tak dapat ditanggung oleh manusia. Apa gunanya terlalu memandang tinggi dirimu sendiri dan lari dari hajaran-Ku? Apa gunanya bersembunyi dari hajaran sesaat-Ku hanya untuk menuai rasa malu dan hukuman yang kekal? Pada kenyataannya, Aku tidak memaksa siapa pun untuk tunduk kepada kehendak-Ku. Jika seorang manusia sungguh-sungguh bersedia tunduk kepada semua rencana-Ku, Aku tidak akan memperlakukannya dengan buruk. Namun, Aku mengharuskan semua orang untuk percaya kepada-Ku, seperti Ayub percaya kepada-Ku, Yahweh. Jika iman engkau sekalian melebihi Tomas, iman engkau sekalian akan mendapatkan penghargaan dari-Ku, dalam kesetiaan engkau sekalian, engkau akan mendapatkan kebahagiaan-Ku, dan engkau pasti akan menemukan kemuliaan-Ku dalam hari-hari engkau sekalian. Akan tetapi, orang-orang yang percaya kepada dunia dan percaya kepada setan, telah mengeraskan hatinya, sama seperti penduduk kota Sodom, dengan mata yang kemasukan butiran pasir yang terbawa angin dan tawaran dari setan di mulut mereka, dengan pikiran kotor yang telah lama dimiliki oleh si jahat yang telah merebut dunia. Pikiran mereka hampir sepenuhnya dimiliki oleh setan dari zaman kuno. Karena itu, iman umat manusia telah hilang bersama angin, dan mereka tidak mampu untuk sekedar memperhatikan pekerjaan-Ku. Mereka hanya bisa melakukan upaya lemah untuk mengatasi ataupun menganalisa asal-asalan, karena mereka telah lama dirusak oleh racun Iblis.
Aku akan menaklukkan umat manusia karena mereka dahulu diciptakan oleh-Ku dan bahkan telah menikmati ciptaan-Ku yang melimpah. Namun, manusia juga telah menolak-Ku, di hatinya tidak ada Aku, mereka memandang-Ku sebagai beban keberadaannya, bahkan meskipun telah benar-benar melihat-Ku, mereka tetap menolak-Ku, dan memeras otak memikirkan berbagai cara untuk mengalahkan-Ku. Orang tidak membolehkan-Ku memperlakukan mereka dengan serius atau menuntut mereka dengan keras, juga tidak mengizinkan-Ku menghakimi ataupun menghajar ketidakbenarannya. Bukannya menganggap hal ini menarik, mereka justru kesal. Karena itu, pekerjaan-Ku ditujukan untuk mengambil manusia yang makan-minum dan bersenang-senang di dalam diri-Ku, namun tidak mengenal Aku, dan mengalahkan mereka. Aku akan melumpuhkan umat manusia, dan kemudian, setelah mengambil para malaikat-Ku, kemuliaan-Ku, Aku akan kembali ke kediaman-Ku. Karena yang dilakukannya telah menghancurkan hati-Ku dan menghancurkan pekerjaan-Ku hingga berkeping-keping sejak dahulu. Aku berniat untuk mengambil kembali kemuliaan yang telah diambil oleh si jahat sebelum Aku pergi dengan tenang, membiarkan umat manusia hidup dengan caranya, terus “hidup dan bekerja dalam damai dan kepuasan,” terus “mengolah lahannya sendiri,” dan Aku tidak akan lagi mencampuri hidupnya. Namun, sekarang Aku berniat untuk mengambil kembali kemuliaan-Ku sepenuhnya dari tangan si jahat, mengambil kembali seluruh kemuliaan yang Ku-berikan kepada manusia pada saat penciptaan dunia, dan tidak akan pernah lagi menganugerahkannya kepada umat manusia di bumi karena mereka tidak hanya gagal menjaga kemuliaan-Ku, tetapi malah menukarnya dengan gambar Iblis. Orang tidak menghargai kedatangan-Ku, juga tidak menghargai hari kemuliaan-Ku. Mereka tidak senang menerima hajaran-Ku, apalagi bersedia mengembalikan kemuliaan-Ku kepada-Ku, atau menyingkirkan racun si jahat. Umat manusia masih terus memperdayai-Ku dengan cara lama yang sama, masih mengenakan senyum cerah dan wajah bahagia yang sama. Mereka tidak menyadari dalamnya kegelapan yang akan menimpa manusia setelah kemuliaan-Ku meninggalkan mereka, dan terutama mereka tidak menyadari bahwa ketika hari-Ku tiba di hadapan seluruh umat manusia, mereka akan menghadapi masa yang lebih sulit daripada yang dihadapi orang-orang pada zaman Nuh. Soalnya, mereka tidak mengetahui seberapa gelapnya Israel saat kemuliaan-Ku meninggalkannya, soalnya, saat fajar menyingsing manusia lupa betapa gelapnya malam yang dilalui. Ketika matahari kembali bersembunyi dan kegelapan turun, manusia akan kembali meratap dan mengertakkan giginya dalam kegelapan. Apakah engkau sekalian telah lupa, ketika kemuliaan-Ku meninggalkan Israel, betapa sulitnya mereka melewati hari-hari penderitaannya? Sekarang saatnya engkau sekalian menyaksikan kemuliaan-Ku, dan berbagi hari kemuliaan-Ku. Manusia akan meratap di tengah kegelapan ketika kemuliaan-Ku meninggalkan lembah kekelaman ini. Sekarang adalah hari kemuliaan saat Aku melakukan pekerjaan-Ku, dan hari ini juga adalah hari ketika Aku membebaskan umat manusia dari penderitaan, karena Aku tidak akan berbagi hari-hari siksaan dan kesengsaraan dengan mereka. Aku hanya ingin sepenuhnya menaklukkan manusia, dan mengalahkan si jahat dari antara umat manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar