Oleh Saudari Xinshou , Amerika Serikat
Setelah Saudari Li mendengarkan, dia tersenyum dan berkata, "Syukur kepada Tuhan, engkau telah mengajukan pertanyaan yang kritis! Apakah kita bisa menjadi orang yang melakukan kehendak Bapa itu terkait langsung dengan kesudahan dan tempat tujuan kita sendiri, dan persekutuan tentang pertanyaan ini sangat diperlukan! Pada akhir zaman, Tuhan Yesus yang datang kembali, yang adalah Tuhan Yang Mahakuasa, telah menyingkapkan kebenaran dan misteri-misteri seputar pertanyaan ini kepada kita. Pertama, mari kita membaca beberapa bagian dari firman Tuhan Yang Mahakuasa!" Setelah berbicara, Saudari Li membuka sebuah buku firman Tuhan dan mulai membaca, "Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan, atau disempurnakan Tuhan, mungkinkah engkau berkenan di hati Tuhan? Bagimu, engkau yang masih berada dalam diri manusia yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak terhitung sebagai orang berdosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak berarti bahwa engkau tidak berdosa, dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak sekali kau! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau baru hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat berkenan di hati Tuhan, Tuhan harus langsung melakukan pekerjaan pengubahan dan pembersihan terhadapmu. Jika engkau hanya ditebus, engkau tidak akan dapat mencapai kekudusan. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat Tuhan yang baik, sebab engkau melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan dalam mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, engkau, seorang berdosa yang baru ditebus saja, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan" ("Mengenai Sebutan dan Identitas" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
"Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menanggung dosa manusia sebagai korban penghapus dosa, tetapi juga membuat Tuhan wajib melakukan pekerjaan yang lebih besar untuk melepaskan manusia dari wataknya yang telah dirusak Iblis. Jadi, setelah dosa manusia diampuni, Tuhan kembali menjadi daging untuk memimpin manusia memasuki zaman yang baru. Tuhan memulai melakukan hajaran dan penghakiman, dan pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka benar-benar hidup dalam terang dan akan mendapatkan kebenaran, jalan, dan hidup" ("Prakata, Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
"Di akhir zaman, Kristus menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan hakikat manusia, dan membedah firman dan perbuatan-perbuatannya. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia harus menaati Tuhan, bagaimana setia kepada Tuhan, bagaimana hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan lain-lain. Firman ini semuanya ditujukan pada hakikat manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan karena manusia merupakan perwujudan Iblis dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan bukannya begitu saja menjelaskan tentang sifat manusia hanya dengan beberapa kata. Dia menyingkapkannya, menanganinya, dan memangkasnya sekian lama. Cara-cara penyingkapan, penanganan, dan pemangkasan ini tidak bisa digantikan dengan firman biasa, tetapi dengan kebenaran yang tidak dimiliki oleh manusia sama sekali. Hanya cara-cara seperti ini yang dianggap penghakiman, hanya melalui penghakiman jenis ini manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya untuk tunduk kepada Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan. Tujuan pekerjaan penghakiman agar manusia mengetahui wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan kehendak Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami manusia. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui hakikatnya yang rusak dan akar dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua hasil ini dicapai melalui pekerjaan penghakiman, karena substansi pekerjaan ini adalah pekerjaan membukakan kebenaran, jalan, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan" ("Kristus Melakukan Pekerjaan Penghakiman dengan Kebenaran" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
Saudari Li bersekutu, "Firman Tuhan Yang Mahakuasa menyatakan dengan sangat jelas bahwa jika kita ingin menjadi orang yang melakukan kehendak Tuhan, kita harus terlebih dahulu menerima pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman. Di Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus melakukan pekerjaan penebusan, agar setelah kita percaya kepada Tuhan, jika kita berdosa, kita hanya harus berdoa kepada Tuhan, dan dosa-dosa kita akan diampuni. Namun demikian, yang tidak dapat kita ingkari adalah bahwa sifat Iblis di dalam diri kita masih mengakar jauh di dalam diri kita, bahwa kita sering mengungkapkan watak-watak Iblis dalam diri kita seperti kecongkakan, kepentingan diri sendiri, kebengkokan, kelicikan, keegoisan, kehinaan, kejahatan, dan keserakahan, bahwa kita tidak mampu melakukan firman Tuhan, dan bahwa kita terus berdosa dan menentang Tuhan tanpa menyadarinya. Bagi orang-orang seperti kita, yang hidup dalam dosa, dalam ikatan dengan sifat Iblis dalam diri kita, bahkan jika dosa-dosa kita diampuni seribu atau sepuluh ribu kali, kita masih menjadi milik Iblis, dan kita tidak bisa mendapatkan perkenanan Tuhan atau memasuki kerajaan surga. Tuhan tahu kita secara mendalam dirusak oleh Iblis, jadi Dia kembali datang berinkarnasi di akhir zaman, dan atas dasar pekerjaan penebusan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, mengungkapkan kebenaran untuk melakukan pekerjaan penghakiman lebih lanjut yang dimulai dengan rumah Tuhan untuk menyucikan dan mengubah watak-watak kita yang rusak. Ketika kita mengalami penghakiman dalam firman Tuhan Yang Mahakuasa, kita melihat dengan jelas esensi-esensi kita sendiri yang rusak dan akar dari perlawanan kita terhadap Tuhan, kita memperoleh pengetahuan sejati tentang watak Tuhan yang benar dan kudus, kerinduan Tuhan untuk menyelamatkan manusia, dan apa yang dimiliki Tuhan dan siapa Tuhan itu, kita menghasilkan hati yang takut akan Tuhan, dan kita bisa sungguh-sungguh membenci diri kita sendiri. Setelah ini, ketika kita menelanjangi watak-watak yang rusak, kita dapat dengan sadar mengkhianati diri kita sendiri dan melakukan yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan Tuhan. Secara bertahap, kita menjadi semakin taat kepada Tuhan, watak-watak kita yang rusak berkurang, dan kita semakin bisa melakukan firman Tuhan. Dengan terus-menerus mengalami penghakiman dan hajaran Tuhan, kita dapat mengembangkan kepatuhan dan kasih yang sejati kepada Tuhan, melaksanakan firman Tuhan dalam segala hal, dan mengejar kebenaran, sehingga kita bisa menjadi orang-orang yang melakukan kehendak Tuhan. Jadi, hanya dengan menerima pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman dan mengejar kebenaran kita bisa menjadi orang yang melakukan kehendak Tuhan dan diangkat oleh Tuhan ke dalam kerajaan surga."
Aku merasa jauh lebih terang setelah mendengar firman Tuhan Yang Mahakuasa dan persekutuan Saudari Li. Itu benar, watak Tuhan adalah benar dan kudus, kita hidup dalam dosa, dan kita masih bisa tanpa sadar berdosa dan menentang Tuhan. Kita bukan orang yang melakukan kehendak Bapa sama sekali, jadi bagaimana mungkin kita bisa memenuhi syarat untuk memasuki kerajaan surga? Tampaknya bagiku bahwa kita benar-benar perlu menerima pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman untuk melepaskan diri dari belenggu dosa, disucikan, dan diselamatkan sepenuhnya oleh Tuhan! Syukur kepada Tuhan atas pencerahan dan bimbingan-Nya. Melalui persekutuan saudara-saudariku hari itu, aku seketika langsung mengerti pertanyaan yang telah membingungkan aku begitu lama. Aku ingat gulungan kitab dengan tujuh meterai yang disebutkan dalam Wahyu, yang hanya bisa dibuka oleh Tuhan. Jika Tuhan belum datang kembali, siapa lagi yang bisa menjelaskan misteri-misteri seperti itu? Di masa lalu, aku telah berdoa kepada Tuhan untuk menjadi salah satu gadis bijaksana yang dengan tenang menunggu kedatangan-Nya, tetapi aku tidak pernah berani membayangkan bahwa aku benar-benar akan dapat menerima Tuhan yang datang kembali! Semakin aku berpikir, hatiku semakin terang. Bagiku, semua ini tampaknya mewujudkan maksud baik Tuhan, jadi aku memutuskan untuk dengan rajin menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Sebelum aku pulang, Saudara Zhang memberiku sebuah buku, Gulungan Kitab Dibuka oleh Anak Domba, yang dengan senang hati kuterima.
Menerima Pekerjaan Tuhan di Akhir Zaman Membawa Rasa Manis yang Tak Tertandingi di Hatiku
Pada periode berikutnya, melalui menonton film-film Injil dan video-video nyanyian pujian Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, mendengarkan album-album nyanyian rohani mereka, dan membaca firman Tuhan, aku memahami misteri rencana pengelolaan enam ribu tahun Tuhan, aspek-aspek kebenaran mengenai inkarnasi Tuhan, misteri nama Tuhan, dan hal-hal lain yang membuatku yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus, yang sudah begitu lama kita nantikan. Aku membaca dalam firman Tuhan: "Umat manusia, setelah meninggalkan pembekalan kehidupan dari Yang Mahakuasa, tidak mengetahui tujuan keberadaan hidup mereka, tetapi tetap saja takut akan kematian. Mereka tanpa bantuan maupun dukungan, tetapi tetap enggan menutup mata mereka, dan mereka menguatkan diri untuk menjalani keberadaan hidup mereka yang hina di dunia ini, sekarung daging tanpa jiwa di dalamnya. Engkau hidup dengan cara seperti ini, tanpa harapan, sama halnya dengan orang lain, tanpa tujuan. Di dalam legenda, hanya Yang Mahakuduslah yang akan datang untuk menyelamatkan mereka yang mengerang di tengah penderitaan dan sangat mendambakan kedatangan-Nya. Sejauh ini, keyakinan ini belum terwujud dalam diri mereka yang kurang memiliki kesadaran. Kendati demikian, orang-orang masih begitu merindukannya. Yang Mahakuasa memiliki belas kasihan untuk orang-orang yang sudah sangat menderita ini. Sementara itu, Dia muak dengan orang-orang yang tidak memiliki kesadaran karena Dia sudah terlalu lama menunggu jawaban dari umat manusia. Dia ingin mencari, Dia hendak mencari hati dan rohmu, untuk membawakanmu air dan makanan, serta membangunkanmu, agar engkau tidak akan haus dan lapar lagi" ("Keluhan Yang Mahakuasa" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Dalam firman Tuhan, aku merasakan kasih-Nya bagi umat manusia. Tuhan selalu memperhatikan kita yang hidup dalam dosa, dan Tuhan berharap kita semua dapat mendengar suara-Nya dan menerima keselamatan-Nya. Aku ingat bagaimana pada saat kebingungan terbesarku, Tuhan secara ajaib mengatur dan menetapkan agar Saudara Zhang dan Saudari Li memberitakan Injil Kerajaan Tuhan kepadaku, serta dengan sabar bersekutu denganku dalam banyak aspek kebenaran, sehingga aku akan memiliki kesempatan untuk datang di hadapan Tuhan dan mengejar pekerjaan baru Tuhan. Ini benar-benar kasih karunia dan keselamatan Tuhan! Terutama ketika aku mendengar nyanyian pujian gereja "Kasih Tuhan yang Sejati," aku merasa bahwa setiap baris lagu tersebut adalah suaraku, serta pengalamanku sendiri yang nyata. Syukur kepada Tuhan karena menyelamatkan aku. Aku akhirnya menemukan rumahku yang sebenarnya!
Firman Tuhan Mengubah Pandanganku yang Salah tentang Kepercayaan pada Tuhan
Suatu hari, aku membaca, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II," di mana Tuhan bersekutu tentang pengalaman Ayub, dan baru saat itu aku mengerti bahwa Tuhan memperkenan orang seperti Ayub, yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Selama ujian-ujian yang dia alami, kekayaannya dilucuti dan anak-anaknya meninggal, meskipun dia dalam penderitaan yang dalam, dia tidak pernah mengeluh kepada Tuhan, dan sebaliknya berkata, "Dengan telanjang aku keluar dari rahim ibuku, dengan telanjang aku juga akan kembali ke situ: Yahweh yang memberi, Yahweh juga yang mengambil; terpujilah nama Yahweh" (Ayub 1:21). Ketika Ayub kembali menghadapi ujian, tumbuh bisul di seluruh tubuhnya, dia masih mempertahankan imannya kepada Tuhan, dan lebih suka mengutuk dirinya sendiri daripada mengeluh terhadap Tuhan. Dari sini, aku dapat melihat bahwa ketakutan dan kepatuhan Ayub pada Tuhan adalah sungguh-sungguh. Apakah Tuhan memberi atau mengambil, Ayub dapat mematuhi pengaturan dan rencana-Nya, dan imannya berdiri teguh ketika diuji.
Aku membaca bagian lain dari firman Tuhan di artikel yang sama, "Pada waktu bersamaan dengan mengejar Tuhan, manusia tidak memperlakukan Tuhan seperti Tuhan. Manusia selalu berusaha membuat kesepakatan dengan Tuhan, tiada henti membuat tuntutan kepada-Nya, dan bahkan menekan-Nya di setiap langkah, berusaha menempuh satu mil setelah diberi satu inci. Pada saat bersamaan saat mencoba membuat kesepakatan dengan Tuhan, manusia juga berdebat dengan-Nya, dan bahkan ada orang-orang yang, ketika ujian menimpa mereka atau mereka berada dalam situasi tertentu, sering menjadi lemah, pasif serta malas dalam pekerjaan mereka, dan penuh keluhan tentang Tuhan. Sejak pertama kali manusia mulai percaya kepada Tuhan, ia telah menganggap Tuhan berlimpah ruah, sama seperti pisau Swiss Army, dan dia menganggap dirinya sendiri sebagai kreditur terbesar Tuhan, seolah mencoba mendapatkan berkat dan janji dari Tuhan adalah hak dan kewajibannya yang melekat pada dirinya, sementara tanggung jawab Tuhan adalah untuk melindungi dan memelihara manusia dan membekalinya. Seperti inilah pemahaman dasar tentang "percaya kepada Tuhan" dari semua orang yang percaya kepada Tuhan, dan pemahaman terdalam mereka tentang konsep kepercayaan kepada Tuhan. Dari hakikat sifat manusia hingga pengejaran subjektifnya, tidak ada satu pun yang berhubungan dengan sikap takut akan Tuhan. Tujuan manusia percaya kepada Tuhan mungkin tidak ada kaitan dengan penyembahan kepada Tuhan. Yang berarti, manusia tidak pernah mempertimbangkan atau memahami bahwa kepercayaan kepada Tuhan membutuhkan takut akan Tuhan, dan menyembah Tuhan. Dalam kondisi seperti itulah, hakikat manusia jelas terlihat. Dan seperti apakah hakikat ini? Hati manusia itu jahat, mengandung pengkhianatan dan kebohongan, tidak mencintai keadilan dan kebenaran, atau hal yang positif, dan hati tersebut hina dan serakah. Hati manusia benar-benar tertutup bagi Tuhan; manusia tidak memberikannya kepada Tuhan sama sekali. Tuhan tidak pernah melihat hati manusia yang sejati, dan Dia juga tidak pernah disembah oleh manusia. … dibandingkan dengan Ayub, iman engkau semua sungguh tidak layak disebutkan. Engkau semua adalah musuh Tuhan, engkau semua tidak takut akan Tuhan, engkau semua tidak mampu bersikap teguh dalam kesaksianmu bagi Tuhan, dan tidak mampu menang atas serangan, tuduhan, dan pencobaan Iblis. Apa yang membuat engkau semua memenuhi syarat untuk menerima janji Tuhan?" ("Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Melihat pengalaman Ayub dan wahyu dalam firman Tuhan, aku merasa sangat malu. Karena aku percaya pada Tuhan, meskipun aku mencurahkan diri dan membayar harga, hal-hal itu dipenuhi oleh kontaminan pribadiku sendiri. Apa yang aku kejar adalah mendapatkan berkat dan kasih karunia bagi diriku sendiri, dan esensi dari apa yang kulakukan adalah bertransaksi dengan Tuhan. Ketika Tuhan memberiku kasih karunia dan berkat, dan bisnisku bertumbuh, aku secara aktif memberitakan Injil dan dengan bersemangat mencurahkan diri bagi-Nya. Namun, ketika perusahaanku menghadapi kebangkrutan dan terlilit hutang besar, aku mengeluh kepada Tuhan karena tidak melindungi aku, setelah itu kehilangan imanku kepada Tuhan, dan tidak lagi termotivasi untuk mncurahkan diri bagi-Nya. Sekarang, aku akhirnya dengan jelas melihat bahwa Tuhan tidak memperkenan pencurahan diri dan pembayaran harga dengan cara ini, dan tidak peduli berapa banyak yang kulakukan secara lahiriah, aku melakukan semuanya bagi kepentingan pribadiku, untuk mendapatkan berkat-berkat Tuhan. Aku tidak melakukannya untuk memuaskan Tuhan sama sekali, apalagi bisa disebut sebagai seseorang yang melakukan kehendak Tuhan. Ketika aku menyadari hal-hal ini, aku merasa berhutang terlalu banyak pada Tuhan, jadi aku segera berdoa kepada Tuhan, "Tuhan! Di masa lalu, aku hanya percaya kepada-Mu karena aku berusaha mengisi perutku dengan roti. Aku mencoba untuk mengambil kasih karunia dan berkat dari-Mu, dan bahkan ketika aku bekerja dan mencurahkan diri, itu adalah untuk bertransaksi dengan Engkau. Sekarang, dari firman-Mu, aku melihat bahwa pandangan-pandanganku tentang kepercayaan adalah salah. Aku ingin bertobat kepada-Mu dan meminta bimbingan-Mu bagi jalan di depanku, sehingga aku bisa menjadi seseorang yang sungguh-sungguh takut dan menaati-Mu."
Ketika Pencobaan Datang, Firman Tuhan Adalah Mahakuasa
Tak lama kemudian, sebuah ujian juga datang kepadaku. Pertama, aku kehilangan pekerjaanku, setelah itu mata suamiku tiba-tiba berhenti berfungsi. Dia membutuhkan operasi segera. Pada awalnya, aku bingung mengapa hal ini terjadi padaku secara tiba-tiba. Aku berpikir, "Bagaimana mungkin hal-hal sial seperti ini terjadi padaku tepat setelah aku menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman? Apa yang terjadi?" Pikiranku kosong saat itu, dan aku tidak bisa melakukan apa-apa selain berdoa kepada Tuhan dan memohon kepada-Nya untuk melindungi suamiku. Namun setelah aku berdoa, aku ingat satu bagian dari firman Tuhan, "Jika ingin diselamatkan dan ingin sepenuhnya didapatkan oleh Tuhan, maka semua orang yang mengikuti Tuhan harus menghadapi pencobaan dan serangan besar maupun kecil dari Iblis. Mereka yang keluar dari pencobaan dan serangan ini dan mampu mengalahkan Iblis sepenuhnya adalah mereka yang telah diselamatkan oleh Tuhan" ("Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Saat itulah aku menyadari keadaan-keadaan ini sama sekali bukan kebetulan. Ini adalah pertempuran rohani, dan saatnya Tuhan memintaku untuk menjadi saksi. Sama seperti selama ujian-ujian yang dialami Ayub, ketika secara lahiriah tampak bahwa bandit-bandit mencuri kekayaannya dan malapetaka merenggut nyawa anak-anaknya, di belakangnya ada pertaruhan antara Tuhan dan Iblis. Iblis menggunakan hal-hal ini untuk mencobai dan menyerang Ayub, berharap untuk menghancurkan iman Ayub kepada Tuhan. Tuhan juga ingin menggunakan pencobaan-pencobaan Iblis untuk menguji iman Ayub dan melihat apakah dia bisa tetap berada di jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Pada saat itu, aku mengerti bahwa Iblis menggunakan kehilangan pekerjaanku dan kondisi suamiku untuk mengganggu dan mencobaiku, untuk membuatku menyalahkan dan salah paham terhadap Tuhan tentang hal-hal ini, atau bahkan menyangkal Tuhan, tetapi Tuhan juga menggunakan hal-hal ini untuk mengujiku dan melihat bagaimana aku akan memilih di tengah-tengah ujian. Aku juga memikirkan sikap Ayub atas ujian-ujiannya. Tidak peduli bagaimanapun keadaannya, dia tidak pernah menyangkal Tuhan. Dia tetap memuliakan nama Tuhan, dan akhirnya, dia berdiri teguh dan bersaksi bagi Tuhan, dan mendapatkan perkenanan Tuhan. Ketika aku memikirkan hal ini, aku jauh lebih tenang, dan aku memiliki jalan penerapan. Jadi, aku berdoa kepada Tuhan, "Tuhan Yang Mahakuasa! Terima kasih atas pencerahan dan bimbingan-Mu. Sekarang, aku mengerti kehendak-Mu, dan aku mempercayakan operasi suamiku sepenuhnya kepada-Mu. Tidak peduli apakah operasi ini berhasil, aku akan mematuhi pengaturan dan rencana-Mu." Aku sangat terkejut melihat operasi suamiku berhasil. Kata dokter, setelah sebulan istirahat, penglihatannya akan pulih kembali. Ketika aku mendengar berita ini, aku diam-diam mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan.
Setelah ini, kesulitan lain menimpa kami: aku tidak punya pekerjaan, dan sementara suamiku mulai pulih, dia tidak bisa bekerja, jadi tanpa sumber dukungan ekonomi, bagaimana kami bisa membayar sewa rumah dan pengeluaran sehari-hari? Dan kapan kami bisa membayar hutang-hutang kami sebelumnya? Pikiran-pikiran ini sangat membingungkanku. Namun kemudian, aku ingat bahwa maksud baik Tuhan ada dalam segala hal yang terjadi pada kami setiap hari. Meskipun aku tidak mengerti kehendak Tuhan, dan tidak tahu kapan kesulitan-kesulitan yang kami hadapi akan terselesaikan, aku tidak bisa menyalahkan Tuhan. Aku terkejut ketika sesaat setelah aku berdoa kepada Tuhan untuk menyatakan kesediaanku untuk mematuhi pengaturan dan rencana-Nya, sebuah cek pembayaran dari kantor pusat waralaba tiba. Kami awalnya berencana untuk mengabaikan pembayaran ini sebagai kerugian, dan aku sangat terkejut menerima pembayaran dari mereka. Aku tidak bisa menyembunyikan kegembiraanku setelah menerima uang ini, dan aku tahu ini adalah pengaturan ajaib Tuhan sedang bekerja. Pada saat kami merasa paling putus asa, Tuhan memakai orang-orang, peristiwa-peristiwa, dan hal-hal di sekitar kami untuk membantu kita menyelesaikan masalah-masalah kami. Aku juga melihat bahwa Tuhan menggunakan ujian ini untuk menghilangkan kontaminan-kontaminan dalam diriku, mengubah tujuan-tujuan yang salah dalam kepercayaanku untuk bertransaksi dengan-Nya, dan memungkinkan aku untuk sungguh-sungguh setia dan taat kepada-Nya. Pengalaman ini membuatku mengerti bahwa hanya dengan mencari kebenaran, merefleksikan kerusakan dan kontaminasi kita sendiri, dan mematuhi semua pengaturan dan rencana Tuhan dalam keadaan-keadaan yang Dia tetapkan untuk kita sehingga kita dapat menerima rahmat dan kasih karunia Tuhan atau menyaksikan perbuatan-perbuatan Tuhan.
Firman yang diungkapkan oleh Tuhan di akhir zaman menyingkapkan keseluruhan kebenaran dan misteri tentang kehendak Tuhan, watak Tuhan, orang-orang seperti apa yang dikasihi dan dibenci oleh Tuhan, kesudahan dan tempat tujuan masing-masing jenis orang, jalan menuju keselamatan penuh, dan banyak lagi. Hanya melalui firman inilah aku menjadi tahu bahwa pandangan masa laluku yang keliru, bahwa kepercayaan kepada Tuhan hanyalah untuk mencari berkat dan kasih karunia, sama sekali tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam kepercayaan kita pada Tuhan, kehendak dan persyaratan Tuhan adalah bahwa kita harus takut dan menaati Tuhan. Ini adalah firman yang diungkapkan oleh Tuhan di akhir zaman yang menunjukkan pandangan-pandangan yang benar kepadaku tentang kepercayaan kepada Tuhan, dan akhirnya mengakhiri kepercayaanku yang samar-samar! Syukur kepada Tuhan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar