Tentang Alkitab (1)
Bagaimana seharusnya orang memandang Alkitab dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan? Ini adalah soal prinsip. Mengapa kita membahas soal ini?
Karena di masa depan engkau akan mengabarkan injil dan memperluas pekerjaan Zaman Kerajaan, dan tidaklah cukup untuk sekadar bisa bicara tentang pekerjaan Tuhan pada zaman sekarang. Untuk memperluas pekerjaan-Nya, akan lebih penting jika engkau bisa memutuskan dirimu dari konsep-konsep agamamu yang lama dan cara-cara kepercayaan lamamu, dan meninggalkan semua itu dengan keyakinan yang teguh-dan untuk sampai ke titik itu, ada kaitannya dengan Alkitab. Selama bertahun-tahun, cara tradisional orang untuk menunjukkan bahwa mereka orang percaya (di dalam Kekristenan, yang merupakan salah satu dari tiga agama besar dunia) adalah dengan membaca Alkitab. Meninggalkan Alkitab artinya tidak percaya kepada Tuhan, meninggalkan Alkitab adalah sekte iblis dan merupakan ajaran sesat, dan bahkan ketika orang membaca buku-buku lain, landasan dari buku-buku ini haruslah merupakan penjelasan isi Alkitab. Dengan kata lain, jika engkau berkata bahwa engkau percaya kepada Tuhan, engkau harus membaca Alkitab, engkau harus makan dan minum Alkitab, dan-selain Alkitab-engkau tidak boleh memuja buku lain yang tidak ada kaitannya dengan Alkitab. Jika engkau melakukannya, artinya engkau mengkhianati Tuhan. Sejak adanya Alkitab, bentuk kepercayaan orang kepada Tuhan adalah bentuk kepercayaan mereka pada Alkitab. Alih-alih mengatakan orang percaya kepada Tuhan, lebih tepat mengatakan bahwa mereka percaya pada Alkitab; alih-alih mengatakan mereka telah mulai membaca Alkitab, akan lebih tepat mengatakan mereka telah mulai percaya pada Alkitab; dan alih-alih mengatakan mereka telah kembali ke hadirat Tuhan, akan lebih tepat mengatakan mereka telah kembali ke hadirat Alkitab. Dengan begitu, orang memuja Alkitab seakan-akan ia adalah Tuhan, seakan-akan ia adalah inti kehidupannya, dan kehilangan Alkitab sama artinya dengan kehilangan hidupnya. Orang menganggap Alkitab sama tingginya dengan Tuhan, bahkan ada orang yang menganggapnya lebih tinggi daripada Tuhan. Jika orang tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus, jika orang tidak bisa merasakan Tuhan, mereka tetap bisa hidup-tetapi begitu mereka kehilangan Alkitab, atau kehilangan bab atau kutipan tersohor dari Alkitab, mereka merasa seperti kehilangan hidup. Jadi, begitu orang mulai percaya pada Tuhan, mereka mulai membaca Alkitab, dan menghafalkannya, dan semakin banyak mereka bisa menghafalkannya, semakin mereka membuktikan cinta mereka kepada Tuhan dan iman mereka yang besar. Mereka yang telah membaca Alkitab dan bisa membicarakannya dengan orang lain akan dianggap saudara-saudari yang baik. Selama itu, iman dan kesetiaan orang kepada Tuhan diukur seturut tingkat pemahamannya terhadap Alkitab. Sebagian besar orang tidak mengerti mengapa mereka harus percaya kepada Tuhan, atau bagaimana caranya percaya kepada Tuhan, dan mereka tidak berbuat apa pun selain mencari petunjuk untuk mengartikan bab-bab Alkitab. Mereka tidak pernah meminta petunjuk dari pekerjaan Roh Kudus; di sepanjang jalan, mereka tidak berbuat apa pun selain giat mempelajari dan meneliti Alkitab, dan tidak ada di antara mereka yang pernah menemukan karya terbaru Roh Kudus di luar Alkitab. Tak ada juga di antara mereka yang menjauh atau berani menjauh dari Alkitab. Orang telah mempelajari Alkitab selama ini dan menghasilkan begitu banyak penjelasan, serta mencurahkan begitu banyak upaya untuk melakukannya. Mereka juga memiliki banyak perbedaan pendapat tentang Alkitab, yang mereka perdebatkan sedemikian rupa tanpa akhir—sehingga sekarang ini telah terbentuk lebih dari dua ribu denominasi yang berbeda. Mereka semua ingin menemukan beberapa penjelasan yang istimewa, atau misteri yang lebih heboh di dalam Alkitab. Mereka ingin menjelajahinya, dan menemukan latar belakang pekerjaan Yahweh di Israel, atau latar belakang pekerjaan Yesus di Judea, atau lebih banyak misteri yang tidak diketahui oleh orang lain. Pendekatan orang kepada Alkitab adalah pendekatan obsesi dan iman, dan tidak seorang pun yang bisa sepenuhnya memahami kisah yang ada dalam Alkitab ataupun substansinya. Akibatnya, sekarang ini orang masih memiliki perasaan ajaib yang tak bisa dijelaskan tentang Alkitab; bahkan lebih dari itu, mereka terobsesi olehnya, dan beriman kepadanya. Sekarang ini, setiap orang ingin menemukan berbagai nubuatan tentang pekerjaan akhir zaman dalam Alkitab. Mereka ingin menemukan apa yang dilakukan oleh Tuhan selama akhir zaman, dan apa sajakah tanda-tanda akhir zaman itu. Dengan demikian, pemujaan mereka kepada Alkitab menjadi lebih fanatik, dan semakin dekat akhir zaman, semakin besar bobot yang mereka berikan kepada berbagai nubuatan dalam Alkitab, terutama tentang akhir zaman itu. Dengan kepercayaan dan keyakinan buta kepada Alkitab seperti ini, mereka tidak berhasrat untuk mencari pekerjaan Roh Kudus. Dalam pemahaman mereka, mereka pikir hanya Alkitab-lah yang bisa mendatangkan pekerjaan Roh Kudus; hanya di dalam Alkitab-lah mereka bisa menemukan jejak-jejak langkah Tuhan; hanya di dalam Alkitab-lah tersembunyi misteri pekerjaan Tuhan; hanya Alkitab-lah-bukan buku atau orang lain-yang bisa menjelaskan segala sesuatu tentang Tuhan dan keseluruhan pekerjaan-Nya; Alkitab bisa mendatangkan pekerjaan surga ke bumi; dan Alkitab bisa memulai sekaligus mengakhiri zaman. Dengan pemahaman seperti ini, orang tidak memiliki kecenderungan untuk mencari pekerjaan Roh Kudus. Jadi, terlepas dari seberapa besar Alkitab telah membantu manusia di masa lalu, ia telah menjadi rintangan bagi pekerjaan terbaru Tuhan. Tanpa Alkitab, orang bisa mencari jejak langkah Tuhan di tempat lain, tetapi sekarang ini, jejak langkah-Nya telah dikungkung oleh Alkitab, menjadikan perluasan pekerjaan terbaru-Nya sebagai perjuangan yang lebih sulit dan menanjak. Semua ini dikarenakan bab-bab dan ungkapan tersohor dari Alkitab tersebut, serta berbagai nubuatan di dalamnya. Alkitab telah menjadi berhala di benak orang, ia telah menjadi teka-teki di otak mereka, dan mereka tidak sanggup untuk percaya bahwa Tuhan bisa bekerja terlepas dari Alkitab, mereka tidak sanggup untuk percaya bahwa orang bisa menemukan Tuhan di luar Alkitab, apalagi percaya bahwa Tuhan bisa lepas dari Alkitab selama melakukan pekerjaan terakhir dan memulai pekerjaan yang baru. Ini tidak terpikirkan oleh orang-orang; mereka tidak bisa memercayainya, dan tidak bisa membayangkannya. Alkitab telah menjadi rintangan yang besar dalam hal penerimaan orang akan pekerjaan baru Tuhan, dan telah menyulitkan perluasan pekerjaan baru ini. Jadi, jika engkau tidak mengerti kisah di dalam Alkitab, engkau tidak mungkin akan berhasil menyebarkan injil, juga tidak akan bisa memberi kesaksian tentang pekerjaan baru Tuhan. Meskipun sekarang engkau tidak membaca Alkitab, engkau masih sangat memujanya, dengan kata lain, mungkin Alkitab tidak berada di tanganmu, tetapi banyak dari gagasanmu yang berasal darinya. Engkau tidak memahami asal mula Alkitab atau kisah di dalamnya tentang dua tahap terdahulu dari pekerjaan Tuhan. Meski engkau tidak makan dan minum Alkitab, engkau harus mengerti Alkitab, engkau harus mencapai pengetahuan yang benar tentang Alkitab, dan hanya dengan cara demikian engkau akan dapat mengetahui rencana pengelolaan 6.000 tahunnya Tuhan. Engkau akan menggunakan pengetahuan ini untuk memenangkan orang-orang, untuk membuat mereka mengakui bahwa jalan ini adalah jalan yang benar, untuk membuat mereka mengakui bahwa jalan yang kau lalui sekarang ini adalah jalan kebenaran, jalan yang kau lalui dengan bimbingan Roh Kudus, dan belum pernah dibuka oleh siapa pun.
Di zaman kuno, sebelum Zaman Kasih Karunia, orang membaca Alkitab, tetapi pada saat itu hanya ada Perjanjian Lama; tidak ada Perjanjian Baru. Karena hanya ada Alkitab Perjanjian Lama, mereka pun mulai membacanya. Setelah bimbingan yang diberikan Yahweh kepadanya selesai, Musa menuliskan Kitab Kejadian, Keluaran, dan Ulangan. Ia mengingat kembali pekerjaan Yahweh pada masa itu dan menuliskannya. Alkitab adalah buku sejarah. Tentu saja, buku ini juga mengandung beberapa ramalan para nabi, dan tentu saja, ramalan ini bukanlah sejarah. Alkitab terdiri dari beberapa bagian-bukan hanya ada nubuatan, bukan hanya ada pekerjaan Yahweh, juga bukan hanya ada surat-surat Paulus. Engkau harus mengetahui ada berapa banyak bagian di dalam Alkitab; Perjanjian Lama terdiri dari Kejadian, Keluaran ..., dan kitab-kitab nubuat yang mereka tulis. Perjanjian Lama diakhiri dengan Kitab Maleakhi. Perjanjian Lama mencatat pekerjaan Zaman Hukum Taurat, yang dipimpin oleh Yahweh; dari Kejadian sampai Maleakhi, ini merupakan catatan yang meliputi banyak hal tentang semua pekerjaan di Zaman Hukum Taurat. Artinya, Perjanjian Lama mencatat semua yang dialami oleh orang-orang yang dipimpin oleh Yahweh di Zaman Hukum Taurat. Selama Zaman Hukum Taurat Perjanjian Lama, sejumlah besar nabi yang diangkat oleh Yahweh untuk bernubuat bagi-Nya. Mereka memberi petunjuk kepada berbagai suku dan bangsa, dan menubuatkan pekerjaan yang akan Yahweh lakukan. Semua orang yang telah diangkat ini telah dikaruniai Roh nubuat oleh Yahweh: mereka bisa melihat penglihatan-penglihatan yang berasal dari Yahweh dan mendengar suara-Nya, dan dengan cara demikian mereka diilhami oleh-Nya dan mereka pun menuliskan nubuat-nubuat tersebut. Pekerjaan yang mereka lakukan adalah ungkapan dari suara Yahweh-itu adalah pekerjaan nubuat yang mereka lakukan atas nama Yahweh, dan pekerjaan Yahweh pada saat itu hanyalah membimbing orang dengan menggunakan Roh-Nya; Dia tidak menjadi daging pada saat itu, dan orang-orang tidak melihat wajah-Nya. Oleh karena itulah, Dia mengangkat banyak nabi untuk melakukan pekerjaan-Nya, dan memberi mereka tutur kata-Nya yang kemudian mereka sampaikan kepada setiap suku dan kaum Israel. Pekerjaan mereka adalah bernubuat, dan beberapa di antara mereka menuliskan petunjuk Yahweh kepada mereka untuk ditunjukkan kepada orang lain. Yahweh mengangkat orang-orang ini untuk bernubuat, untuk meramalkan pekerjaan di masa depan atau pekerjaan yang masih harus diselesaikan pada masa itu, agar orang-orang dapat memandang kehebatan dan kebijaksanaan Yahweh. Kitab-kitab nubuat ini sangat berbeda dari kitab-kitab lain di dalam Alkitab; kitab ini berisi perkataan-perkataan yang diucapkan atau ditulis oleh mereka yang telah dikaruniai Roh bernubuat—ditulis oleh mereka yang telah mendapat penglihatan atau mendengar suara Yahweh. Selain kitab-kitab nubuat ini, semua bagian yang lain dalam Perjanjian Lama adalah catatan yang dibuat oleh orang-orang sesudah Yahweh menyelesaikan pekerjaan-Nya. Kitab-kitab ini tidak bisa menggantikan nubuat yang diucapkan oleh nabi-nabi yang diangkat oleh Yahweh, sama seperti Kitab Kejadian dan Keluaran tidak bisa dibandingkan dengan Kitab Yesaya dan Kitab Daniel. Nubuatan-nubuatan itu diucapkan sebelum pekerjaan dilaksanakan; sedangkan kitab-kitab lain ditulis sesudah pekerjaan diselesaikan, karena hanya itu yang bisa orang lakukan. Para nabi pada masa itu diilhami oleh Yahweh dan mengucapkan beberapa nubuat, mereka mengucapkan banyak perkataan, dan mereka menubuatkan hal-hal yang akan terjadi pada Zaman Kasih-Karunia, juga penghancuran dunia pada akhir zaman—yaitu pekerjaan yang telah direncanakan Yahweh untuk dilakukan. Kitab-kitab lainnya berisi catatan tentang pekerjaan yang telah Yahweh lakukan di Israel. Jadi, tatkala membaca Alkitab, engkau terutama sedang membaca tentang apa yang Yahweh lakukan di Israel. Alkitab Perjanjian Lama terutama mencatat pekerjaan Yahweh dalam membimbing Israel, bagaimana Dia memakai Musa untuk membimbing orang Israel keluar dari Mesir, membebaskan mereka dari belenggu Firaun, dan membawa mereka ke padang gurun. Setelahnya, mereka memasuki Kanaan, dan segala sesuatu sesudah ini adalah tentang kehidupan mereka di Kanaan. Selain semua ini, Perjanjian Lama adalah catatan tentang pekerjaan Yahweh di seluruh Israel. Segala sesuatu yang tercatat di Perjanjian Lama adalah pekerjaan Yahweh di Israel, pekerjaan yang Yahweh telah lakukan di tanah di mana Dia menciptakan Adam dan Hawa. Dari saat ketika Tuhan resmi mulai menuntun manusia di bumi sesudah zaman Nuh, semua yang dicatat di Perjanjian Lama adalah pekerjaan Israel. Dan mengapa tidak ada catatan tentang pekerjaan di luar Israel? Karena tanah Israel adalah tempat kelahiran umat manusia. Pada mulanya, tidak ada negara lain selain Israel, dan Yahweh tidak bekerja di tempat lain. Dengan demikian, apa yang tercatat di dalam Alkitab adalah murni pekerjaan di Israel pada masa itu. Kata-kata yang diucapkan oleh para nabi, oleh Yesaya, Daniel, Yeremia, dan Yehezkiel ... kata-kata mereka meramalkan pekerjaan Yahweh yang lainnya di muka bumi, mereka meramalkan pekerjaan Tuhan Yahweh itu sendiri. Semua ini berasal dari Tuhan, semua ini adalah pekerjaan Roh Kudus, dan selain dari kitab-kitab nabi ini, segala sesuatu yang tertulis adalah catatan tentang pengalaman manusia selama berlangsungnya pekerjaan yang Yahweh lakukan pada masa itu.
Pekerjaan penciptaan terjadi sebelum ada manusia, tetapi Kitab Kejadian hanya muncul setelah umat manusia ada; ini adalah kitab yang ditulis oleh Musa selama Zaman Hukum Taurat. Ini seperti hal-hal yang terjadi padamu sekarang ini: setelah suatu peristiwa terjadi, engkau menuliskannya untuk ditunjukkan kepada orang-orang di masa depan, dan bagi orang-orang di masa depan-apa yang engkau catat adalah hal-hal yang telah terjadi di masa lalu-ini semua tidak lebih dari sejarah. Hal-hal yang dicatat di Perjanjian Lama adalah pekerjaan Yahweh di Israel, dan hal-hal yang dicatat di Perjanjian Baru adalah pekerjaan Yesus di Zaman Kasih Karunia; semuanya mendokumentasikan pekerjaan yang Tuhan lakukan di dua zaman yang berbeda. Perjanjian Lama mendokumentasikan pekerjaan Tuhan selama Zaman Hukum Taurat, dan karenanya, Perjanjian Lama adalah buku sejarah, sedangkan Perjanjian Baru adalah produk dari pekerjaan di Zaman Kasih Karunia. Ketika pekerjaan baru dimulai, kitab-kitab ini menjadi kedaluwarsa-dan karenanya, Perjanjian Baru juga merupakan buku sejarah. Tentu saja Perjanjian Baru tidaklah sesistematis Perjanjian Lama dan juga tidak mencatat lebih banyak hal. Semua perkataan yang Yahweh ucapkan di Perjanjian Lama dicatat dalam Alkitab, sedangkan hanya beberapa dari perkataan Yesus yang dicatat dalam keempat kitab Injil. Tentu saja, Yesus juga melakukan banyak pekerjaan, tetapi itu tidak dicatat secara rinci. Sedikitnya jumlah catatan yang tercatat dalam Perjanjian Baru disebabkan karena seberapa banyak pekerjaan yang Yesus lakukan; jumlah pekerjaan-Nya selama tiga setengah tahun di bumi ditambah dengan pekerjaan para rasul, jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh Yahweh. Oleh karenanya, terdapat lebih sedikit kitab di Perjanjian Baru dibandingkan Perjanjian Lama.
Buku seperti apakah Alkitab itu? Perjanjian Lama berisi tentang pekerjaan Tuhan selama Zaman Hukum Taurat. Perjanjian Lama dari Alkitab mencatat semua pekerjaan yang dilakukan oleh Yahweh selama Zaman Hukum Taurat dan pekerjaan penciptaan-Nya. Seluruh isinya mencatat pekerjaan yang telah dilakukan oleh Yahweh, dan kisah tentang pekerjaan Yahweh itu diakhiri dalam Kitab Maleakhi. Perjanjian Lama mencatat dua bagian pekerjaan yang telah Tuhan lakukan: yang pertama adalah pekerjaan penciptaan, dan yang kedua adalah pendeklarasian hukum Taurat. Keduanya adalah pekerjaan yang Yahweh lakukan. Zaman Hukum Taurat merepresentasikan pekerjaan Tuhan di bawah nama Yahweh; ini adalah keseluruhan pekerjaan yang terutama dilaksanakan di bawah nama Yahweh. Jadi, Perjanjian Lama mencatat pekerjaan Yahweh, sedangkan Perjanjian Baru mencatat pekerjaan Yesus, pekerjaan yang terutama dilakukan di bawah nama Yesus. Apa makna terpenting dari nama Yesus dan pekerjaan yang dilakukan-Nya dicatat di dalam Perjanjian Baru. Di masa Perjanjian Lama, Yahweh membangun bait dan altar di Israel. Dia membimbing kehidupan orang Israel di bumi, membuktikan bahwa mereka adalah orang pilihan-Nya, yaitu kelompok orang pertama yang Dia pilih di muka bumi dan yang berkenan di hati-Nya, kelompok pertama yang dipimpin-Nya secara pribadi. Dengan kata lain, kedua belas suku bangsa Israel adalah orang-orang terpilih yang pertama, jadi Tuhan selalu bekerja di dalam mereka, sampai saat pekerjaan Yahweh di Zaman Hukum Taurat berakhir. Tahap kedua pekerjaan ini adalah pekerjaan pada Zaman Kasih Karunia dari Perjanjian Baru, dan ini dilaksanakan di antara suku Yehuda, salah satu dari kedua belas suku Israel. Cakupan pekerjaan itu lebih kecil karena Yesus adalah Tuhan yang menjadi daging. Yesus hanya bekerja di tanah Yudea, dan hanya melakukan tiga-setengah-tahun pekerjaan; oleh karenanya, apa yang tercatat di Perjanjian Baru tidaklah bisa melampaui jumlah pekerjaan yang tercatat dalam Perjanjian Lama. Pekerjaan Yesus di Zaman Kasih Karunia itu terutama dicatat di dalam keempat Kitab Injil. Jalan yang dilalui oleh orang-orang pada Zaman Kasih Karunia adalah jalan perubahan-perubahan yang paling superfisial di dalam cara hidup mereka, sebagian besar di antaranya dicatat di dalam surat rasul. Surat rasul menunjukkan bagaimana Roh Kudus bekerja pada saat itu. (Tentu saja, terlepas dari apakah Paulus dihajar atau diserang oleh kemalangan, dalam melakukan pekerjaan yang ia lakukan ia dituntun oleh Roh Kudus. Ia adalah seseorang yang dipakai oleh Roh Kudus pada masa itu; Petrus juga dipakai oleh Roh Kudus, tetapi ia tidak melakukan pekerjaan sebanyak Paulus. Dari surat-surat yang Paulus tulis, dapat dilihat bagaimana Roh Kudus bekerja pada masa itu; jalan yang dijalani oleh Paulus adalah jalan yang tepat, benar, dan itu adalah jalan Roh Kudus.)
Jika engkau ingin melihat pekerjaan pada Zaman Hukum Taurat, dan melihat bagaimana bangsa Israel mengikuti jalan Yahweh, engkau harus membaca Perjanjian Lama; jika engkau ingin memahami pekerjaan pada Zaman Kasih Karunia, engkau harus membaca Perjanjian Baru. Tetapi bagaimana jika engkau ingin melihat pekerjaan pada akhir zaman? Engkau harus menerima kepemimpinan Tuhan pada zaman sekarang, dan memasuki pekerjaan pada zaman ini, karena inilah pekerjaan yang baru itu, yang belum pernah tercatat dalam Alkitab. Pada zaman ini, Tuhan telah menjadi daging dan memilih orang-orang pilihan lainnya di Tiongkok. Tuhan bekerja di dalam diri orang-orang ini. Dia melanjutkan pekerjaan-Nya di bumi, melanjutkan pekerjaan yang dilakukan-Nya dari Zaman Kasih Karunia. Pekerjaan pada zaman sekarang adalah jalan yang belum pernah dijalani oleh manusia dan belum pernah dilihat oleh siapa pun. Ini adalah pekerjaan yang belum pernah dilakukan sebelumnya-ini adalah pekerjaan terbaru Tuhan di muka bumi. Jadi, pekerjaan yang belum pernah dilakukan sebelumnya bukanlah sejarah, karena kini adalah kini, dan belum menjadi masa lalu. Orang-orang tidak tahu bahwa Tuhan telah melakukan pekerjaan yang lebih besar, yang lebih baru di bumi, dan di luar Israel. Pekerjaan ini telah terjadi di luar cakupan Israel, dan di luar nubuatan para nabi. Ini adalah pekerjaan yang baru dan menakjubkan di luar nubuatan, dan pekerjaan yang lebih baru di luar Israel, dan ini adalah pekerjaan yang tidak bisa dipahami atau dibayangkan orang. Bagaimana mungkin Alkitab mencatat secara gamblang pekerjaan seperti ini? Siapa yang bisa terlebih dulu mencatat setiap bagian pekerjaan hari ini, tanpa ada yang dihilangkan? Siapa yang bisa mencatat pekerjaan yang lebih besar dan lebih bijaksana, yang menentang tradisi ini dalam buku tua yang berjamur? Pekerjaan pada zaman ini bukanlah sejarah, dan karenanya, jika engkau ingin menapaki jalan baru pada hari ini, engkau harus beranjak dari Alkitab, engkau harus melangkah melampaui kitab-kitab nubuatan atau sejarah yang ada dalam Alkitab. Hanya dengan begitu engkau akan dapat menapaki jalan yang baru ini dengan benar, hanya dengan begitu engkau akan bisa memasuki dunia dan pekerjaan yang baru tersebut. Engkau harus mengerti mengapa pada hari ini engkau diminta untuk tidak membaca Alkitab, mengapa ada pekerjaan lain yang terpisah dari Alkitab, mengapa Tuhan tidak mencari praktik yang lebih baru, lebih rinci, di dalam Alkitab, mengapa ada pekerjaan yang lebih besar di luar Alkitab. Inilah semua yang harus engkau pahami. Engkau harus mengetahui perbedaan antara pekerjaan lama dan pekerjaan yang baru, dan meskipun engkau tidak membaca Alkitab, engkau harus bisa membedahnya; jika tidak, engkau masih tetap akan menyembah Alkitab, dan akan sulit bagimu untuk memasuki pekerjaan yang baru dan mengalami perubahan-perubahan yang baru. Jika ada jalan yang lebih tinggi, mengapa mempelajari jalan yang rendah dan sudah kedaluwarsa? Jika ada perkataan yang lebih baru, dan pekerjaan yang lebih baru, mengapa hidup di antara catatan-catatan sejarah tua? Perkataan-perkataan baru ini dapat menyediakan bagimu, yang membuktikan bahwa ini adalah pekerjaan yang baru; catatan-catatan lama tidak dapat memuaskanmu, atau memuaskan kebutuhanmu di saat ini, yang membuktikan bahwa semua itu adalah sejarah, dan bukan pekerjaan di saat ini dan di sini. Jalan yang tertinggi adalah pekerjaan yang terbaru, terlepas seberapa tingginya jalan di masa lalu, jalan itu tetap merupakan sejarah berisi perenungan orang-orang, dan terlepas dari nilainya sebagai rujukan, semuanya tetap merupakan jalan yang lama. Meskipun tercatat dalam “Kitab Suci”, jalan yang lama tetap merupakan sejarah. Meskipun tidak tercatat dalam “Kitab Suci”, jalan yang baru adalah jalan yang terjadi di sini dan sekarang. Jalan ini bisa menyelamatkanmu, dan jalan ini bisa mengubahmu, karena ini adalah pekerjaan Roh Kudus.
Engkau harus memahami isi Alkitab-ini adalah pekerjaan yang paling penting! Pada zaman ini, engkau tidak perlu membaca Alkitab, karena tidak ada yang baru di dalamnya; semuanya sudah lama. Alkitab adalah sebuah buku sejarah, dan jika engkau makan dan minum Perjanjian Lama selama Zaman Kasih Karunia-jika engkau harus melaksanakan apa yang diuntut di zaman Perjanjian Lama selama Zaman Kasih Karunia-Yesus akan menolak dan mengutuk engkau; jika engkau menerapkan Perjanjian Lama pada pekerjaan Yesus, engkau telah menjadi orang Farisi. Jika pada hari ini, engkau mencampur Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru untuk dimakan dan diminum, dan dilaksanakan, Tuhan di masa sekarang akan mengutukmu; engkau akan ketinggalan pekerjaan Roh Kudus pada hari ini! Jika engkau makan Perjanjian Lama, dan makan Perjanjian Baru, engkau berada di luar aliran Roh Kudus! Selama masa Yesus, Yesus memimpin orang Yahudi dan semua orang yang mengikuti-Nya selaras dengan pekerjaan Roh Kudus di dalam Dia pada saat itu. Dia tidak menggunakan Alkitab sebagai dasar dari apa yang dikerjakan-Nya, tetapi Ia berbicara sesuai dengan pekerjaan-Nya. Dia tidak mengindahkan apa yang Alkitab katakan, Dia juga tidak mencari jalan untuk memimpin pengikut-Nya di dalam Alkitab. Sejak Dia mulai bekerja, Dia menyebarkan tentang jalan pertobatan—sebuah perkataan yang sama sekali tidak disebut dalam nubuatan Perjanjian Lama. Dia bukan saja tidak bertindak sesuai dengan Alkitab, tetapi Dia juga menjalani jalan yang baru, dan melakukan pekerjaan yang baru. Dia tidak pernah merujuk kepada Alkitab ketika berkotbah. Selama Zaman Hukum Taurat, tidak ada orang yang pernah bisa melakukan mukjizat-Nya dalam menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan. Pekerjaan-Nya, ajaran-Nya, otoritas-Nya-tidak dimiliki oleh siapa pun selama Zaman Hukum Taurat. Yesus hanya melakukan pekerjaan-Nya yang lebih baru, dan meski banyak orang mengutuk-Nya dengan menggunakan Alkitab-dan bahkan menggunakan Perjanjian Lama untuk menyalibkan-Nya-pekerjaan-Nya itu melampaui Perjanjian Lama; jika tidak demikian, mengapa orang-orang memakukan-Nya di kayu salib? Bukankah karena Perjanjian Lama tidak mengatakan apa pun tentang ajaran-Nya dan kemampuan-Nya untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan? Pekerjaan-Nya dimaksudkan untuk membuka jalan yang baru, bukan untuk dengan sengaja melawan Alkitab, atau dengan sengaja membuang Perjanjian Lama. Dia hanya datang untuk melakukan pelayanan-Nya, untuk mendatangkan pekerjaan baru kepada mereka yang merindukan dan mencari Dia. Dia bukan datang untuk menjelaskan Perjanjian Lama atau menegakkan pekerjaan dari masa Perjanjian Lama. Pekerjaan-Nya bukanlah dimaksudkan untuk melanjutkan perkembangan Zaman Hukum Taurat, karena pekerjaan-Nya tidak mempertimbangkan apakah Alkitab digunakan sebagai landasan pekerjaan itu; Yesus datang hanya untuk melakukan pekerjaan yang harus Dia lakukan. Jadi, Dia tidak datang untuk menjelaskan nubuat dari Perjanjian Lama, Dia juga tidak bekerja menurut perkataan-perkataan Perjanjian Lama dari Zaman Hukum Taurat. Dia mengacuhkan apa yang Perjanjian Lama katakana. Dia tidak peduli apakah Perjanjian Lama setuju atau tidak setuju dengan pekerjaan-Nya, dan tidak peduli pada apa yang orang lain ketahui tentang pekerjaan-Nya, atau bagaimana mereka mengutuk pekerjaan-Nya. Dia hanya terus melakukan pekerjaan yang harus Dia lakukan, walaupun banyak orang menggunakan nubuatan para nabi Perjanjian Lama untuk mengutuk-Nya. Bagi orang-orang, pekerjaan-Nya sepertinya tidak punya dasar, dan ada banyak dari pekerjaan-Nya yang tidak selaras dengan catatan dalam Perjanjian Lama. Bukankah ini kebodohan? Apakah doktrin perlu diterapkan pada pekerjaan Tuhan? Dan haruskah pekerjaan Tuhan dilakukan menurut nubuatan para nabi? Bagaimanapun juga, mana yang lebih besar: Tuhan atau Alkitab? Mengapa pekerjaan Tuhan harus dilakukan berdasarkan Alkitab? Apakah Tuhan tidak punya hak untuk melampaui Alkitab? Tidak bisakah Tuhan meninggalkan Alkitab dan melakukan pekerjaan lain? Mengapa Yesus dan murid-murid-Nya tidak mematuhi aturan tentang hari Sabat? Jika Dia harus mematuhi aturan hari Sabat dan bertindak menurut perintah-perintah dalam Perjanjian Lama, mengapa Yesus tidak mematuhi Sabat setelah Dia datang, tetapi malah membasuh kaki, menutup kepala, memecah roti, dan minum anggur? Bukankah semua ini tidak tercantum dalam perintah Perjanjian Lama? Jika Yesus menghormati Perjanjian Lama, mengapa Dia melanggar doktrin-doktrin ini? Engkau harus tahu mana yang terdahulu, Tuhan atau Alkitab! Sebagai Tuhan dari hari Sabat, tidak bisakah Dia juga menjadi Tuhan atas Alkitab?
Pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus selama zaman Perjanjian Baru telah membuka pekerjaan yang baru: Dia tidak bekerja sesuai dengan pekerjaan di Perjanjian Lama, Dia juga tidak menerapkan perkataan-perkataan yang Yahweh ucapkan pada masa Perjanjian Lama. Dia melakukan pekerjaan-Nya sendiri, dan Dia melakukan pekerjaan yang lebih baru, pekerjaan yang lebih tinggi daripada hukum Taurat. Karenanya, Dia berkata: “Janganlah mengira bahwa Aku datang untuk melenyapkan Hukum Taurat atau kitab para nabi: Aku datang bukan untuk melenyapkannya, melainkan untuk menggenapinya.” Jadi, selaras dengan apa yang telah dicapai-Nya, banyak doktrin yang terpatahkan. Dia membawa murid-murid ke ladang gandum untuk memetik dan memakan bulir-bulir gandum, Dia tidak mematuhi aturan hari Sabat, dan berkata, “Anak Manusia adalah Tuhan bahkan atas hari sabat.” Menurut aturan bangsa Israel di saat itu, barang siapa tidak mematuhi aturan hari sabat akan dirajam sampai mati. Tetapi Yesus tidak memasuki bait Tuhan atau mematuhi aturan hari Sabat, dan pekerjaan-Nya belum pernah dilakukan oleh Yahweh selama masa Perjanjian Lama. Jadi, pekerjaan yang Yesus lakukan melampaui hukum Taurat dalam Perjanjian Lama, lebih tinggi daripadanya, dan tidak sesuai dengannya. Selama Zaman Kasih Karunia, Yesus tidak melakukan pekerjaan menurut hukum Taurat dalam Perjanjian Lama, Dia telah melanggar doktrin-doktrin itu. Sekarang ini masih ada orang yang melekat pada peraturan dalam Alkitab, khususnya pada peraturan hukum Taurat dalam Perjanjian Lama-bukankah ini mengingkari pekerjaan Yesus? Beberapa orang mengatakan bahwa Alkitab adalah sebuah kitab suci, yang harus dibaca, dan beberapa orang mengatakan bahwa pekerjaan Tuhan harus ditegakkan selamanya, bahwa Perjanjian Lama adalah perjanjian Tuhan dengan bangsa Israel, dan tidak bisa disingkirkan, dan aturan hari Sabat harus selalu dipatuhi! Bukankah ini konyol? Mengapa Yesus tidak mematuhi aturan hari Sabat? Apakah Dia berbuat dosa? Siapa yang bisa memahami hal-hal seperti itu? Terlepas dari bagaimana engkau membaca Alkitab, akan tetap mustahil untuk mengetahui pekerjaan Tuhan dengan hanya menggunakan kekuatan pemahaman manusia. Engkau bukan saja tidak akan mendapatkan pengetahuan yang murni tentang Tuhan, tetapi gagasan-gagasanmu pun akan menjadi semakin keliru, sedemikian rupa sehingga engkau akan mulai menentang Tuhan. Jika bukan karena inkarnasi Tuhan pada hari ini, orang akan ditipu oleh gagasannya sendiri, dan mereka akan mati di tengah-tengah penghajaran Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar