Oleh Anna, Jerman
Catatan Editor: Apakah engkau masih bergumul dalam penderitaan karena dosa? Apakah engkau putus asa dan kecewa karena engkau hidup terjebak dalam siklus berbuat dosa dan bertobat? Apa yang harus kita lakukan untuk melepaskan diri dari ikatan dosa?
Aku berharap dengan membaca artikel ini engkau akan terbantu.
Menangis dalam Dosa
Pada tahun 2001, aku mengikuti ibuku untuk percaya kepada Tuhan, dan tak lama kemudian, aku bergabung dengan gereja dan memulai pelayananku. Aku melihat bahwa saudara-saudariku dapat saling mengasihi, seperti keluarga, yang membuatku merasa sangat dekat dengan mereka. Aku suka menghadiri pertemuan dan menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Tuhan bersama saudara-saudariku, dan di hatiku, aku memandang gereja ini seperti keluargaku sendiri. Setelah itu, aku mengikuti ujian masuk ke sebuah institut teologi dan mulai mempelajari Alkitab.
Perlahan-lahan, aku menemukan semakin banyak hal yang melanggar hukum di dalam gereja. Banyak saudara-saudari yang hidup dalam dosa dan tidak dapat menerapkan ajaran Tuhan. Ketua sekolah Minggu kami dan istrinya sering kali bersekongkol untuk mengambil keuntungan bagi diri mereka sendiri. Ketika organisasi-organisasi kemanusiaan menyumbangkan bantuan, mereka akan segera mengambil sebagian barang terbaik bagi diri mereka sendiri, dan bahkan pendeta kami mengambil bagian dalam perilaku ini, tetapi keluarga-keluarga miskin di gereja jarang mendapatkan apa pun. Khususnya, para pemimpin kelompok kecil, mereka juga sombong dan congkak. Mereka sering meninggikan diri di hadapan kami dan memberikan larangan-larangan bagi orang lain. Para anggota gereja melayani Tuhan demi status dan kepentingan mereka sendiri, dan mereka sering menganggap gereja-gereja lain sebagai gereja yang jelek dan meremehkan orang lain. Sementara perkataan dan tindakan mereka di dalam gereja tampak saleh, mereka menjalani hidup dengan kecongkakan, kelicikan, dan keegoisan, seolah-olah mereka adalah orang yang sama sekali berbeda. Aku juga sama. Di gereja aku berperilaku sangat baik, dan bahkan ketika orang lain memintaku untuk melakukan hal-hal yang tidak kusukai, aku akan melakukan yang terbaik untuk menanggungnya, mengatasi rasa ketidaknyamananku, dan tidak mengungkapkan ketidaksenanganku, tetapi di rumah aku bersikap seenaknya, mementingkan diri sendiri, dan kadang-kadang bahkan meneriaki ibuku. Setelah aku menikah, jika suami dan anakku tidak melakukan apa yang kuminta, aku akan marah kepada mereka. Aku memikirkan bagaimana di sekolah Minggu aku mengajarkan anak-anak untuk melaksanakan ajaran Tuhan dan bersikap mengasihi dan toleran terhadap orang lain, tetapi aku tidak bisa menerapkan hal-hal itu dalam hidupku sendiri, dan aku menyadari bahwa aku hidup dalam dosa. Aku sering berdoa minta pengampunan Tuhan untuk hal ini, tetapi tidak ada yang berubah. Aku merasa putus asa dan bingung. Rasul Paulus berkata: “Karena itu sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus, yang tidak hidup mengikuti daging, tetapi mengikuti Roh. Karena hukum roh kehidupan dalam Kristus Yesus telah membuatku bebas dari hukum dosa dan maut” (Roma 8:1-2). Kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, dan Tuhan mengampuni dosa-dosa kita. Dosa kita dihapuskan, yang seharusnya berarti bahwa kita tidak lagi berbuat dosa, tetapi mengapa aku masih hidup dalam dosa? Mengapa aku tidak bisa menerapkan ajaran Tuhan? Kapan akhirnya aku akan bisa berhenti berbuat dosa?”
Aku bertanya kepada para pengkhotbah tentang kebingunganku, tetapi mereka tidak punya jawabannya. Mereka hanya mengatakan kepadaku untuk beriman kepada Tuhan. Jawaban mereka membuatku merasa tak memiliki jalan apa pun. Pertemuan gereja tidak lagi membantuku, jadi aku berhenti pergi ke pertemuan. Setelah itu, aku sering menonton film-film Kristen di YouTube, mencari makanan rohani kehidupan. Aku menonton banyak khotbah dan ceramah dari banyak pendeta dan penatua, tetapi tidak ada yang bisa membantuku berubah, juga tidak ada yang dapat memberikanku pertumbuhan dalam kehidupan rohani. Aku masih hidup dalam keadaan berdosa pada siang hari dan mengakui dosa-dosaku pada malam hari. Aku tidak tahu kapan aku bisa berhenti berbuat dosa, dan aku sering kali berdoa, menangis, dan memohon kepada Tuhan agar membantuku mengatasi masalah ini.
Terang Muncul Saat Tuhan Mendengarkan Doa-doaku
Suatu hari di tahun 2018, ketika aku mencari film-film Kristen, sebuah film berjudul Di Mana Rumahku? menarik perhatianku, jadi karena penasaran, aku mengklik dan menontonnya. Dalam film itu, aku melihat bahwa sang tokoh utama dan para pengkhotbahnya tidak membaca Alkitab, melainkan membaca buku yang berjudul Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia. Aku belum pernah melihat buku ini sebelumnya, tetapi perkataan dalam buku itu berisikan kebenaran dan mampu memecahkan kesulitan praktis manusia. Tokoh utama di film itu, Wen Ya, telah mengalami perceraian orangtuanya saat dia masih kanak-kanak, setelah itu dia menanggung penderitaan karena ibunya sakit parah dan ayahnya meninggal. Namun ketika dia merasa putus asa dan tanpa pengharapan, Tuhanlah yang menyelamatkannya. Firman dalam Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia memungkinkan Wen Ya untuk memahami bahwa kita, sebagai manusia, telah dirusak oleh Iblis, dan kita semua hidup dalam kesengsaraan tanpa pengharapan untuk melepaskan diri, dan bahwa hanya dengan datang ke hadapan Tuhan kita dapat menemukan perlindungan dan hidup berbahagia. Di kemudian hari, Wen Ya bisa keluar dari kesengsaraannya dan menemukan rumahnya yang sebenarnya. Dari film itu, aku melihat bahwa firman dalam buku Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia benar-benar luar biasa. Fiman itu mampu memberiku kekuatan. Aku berpikir, “Siapa yang dapat memungkinkan kita untuk mengetahui watak Tuhan? Siapa yang bisa dengan jelas menjelaskan keberdosaan dan kejahatan umat manusia? Siapa yang bisa memahami alasan mengapa umat manusia hidup dalam kesengsaraan? Dan siapa lagi yang bisa memecahkan masalah manusia yang hidup dalam kesengsaraan?” Aku merasa bahwa firman ini memiliki otoritas, dan tidak dapat diucapkan oleh manusia mana pun. Aku sangat tertarik dengan buku ini, karena aku merasa bahwa firman ini dapat meningkatkan hubunganku dengan Tuhan.
Jadi, aku terus menonton film-film dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku menonton film Keselamatan, di mana sang tokoh utama dengan antusias mengorbankan dirinya untuk Tuhan, meninggalkan segalanya untuk memenuhi tugasnya, dan meskipun PKT (Partai Komunis Tiongkok) menangkap dan menyiksanya, dia melanjutkan tugasnya setelah dibebaskan. Dia berpikir bahwa karena dia telah menderita, melakukan perjalanan jauh, memahami banyak kebenaran, dan merupakan seseorang yang memiliki pengetahuan tentang Tuhan, dia seharusnya memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Namun kemudian, ujian mendadak datang kepadanya. Istrinya ditangkap dan disiksa sampai mati oleh polisi PKT, dan ketika dia mengetahui hal ini, dia mengeluh kepada Tuhan, menyalahkan Tuhan, salah paham terhadap Tuhan, dan kehilangan imannya kepada Tuhan. Dalam kesengsaraannya, melalui firman Tuhan Yang Mahakuasa, dia tiba pada tahap merenungkan firman tersebut, dan menyadari bahwa dia percaya kepada Tuhan dan melakukan tugasnya untuk mendapatkan berkat, dan bahwa ketika ujian datang, dia masih mampu salah paham dan menyalahkan Tuhan. Setelah itu, dengan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, dia memahami bahwa dia masih bisa memberontak dan menentang Tuhan, dan bahwa dia belum benar-benar mendapatkan keselamatan. Hanya mereka yang memiliki kasih dan ketaatan yang tulus kepada Tuhan dapat mencapai keselamatan penuh. Ketika dia menjalani ujian ini, pandangannya yang keliru dan gagasannya yang salah tentang kepercayaan kepada Tuhan diubahkan, dia mengembangkan iman yang baru kepada Tuhan, dan dia terus melayani Tuhan. Menonton film itu membuatku menyadari bahwa kasihku kepada Tuhan sama sekali tidak cukup. Jika aku berada di posisi yang sama dengan sang tokoh utama, aku tidak tahu apakah aku akan bisa tetap setia kepada Tuhan. Pengalaman sang tokoh utama di film tersebut memberiku keyakinan bahwa aku harus memperkuat imanku, terus mengikuti Tuhan, dan mengalami keadaan yang serupa agar Tuhan dapat menyucikan watakku yang rusak, karena hanya dengan begitu aku akan dapat memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam kerajaan surga.
Kemudian, ketika aku menonton film tentang penangkapan, kesengsaraan, dan penyiksaan yang diderita oleh saudara-saudari di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa di tangan PKT, aku memperhatikan bahwa sementara mereka mengalami penganiayaan dan ujian, firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah dasar dari iman mereka. Aku sangat ingin membaca firman ini, karena aku merasa firman ini adalah kebenaran; jika tidak, akan sangat sulit bagi saudara-saudari ini untuk tetap setia dan mengikuti Tuhan sementara mereka dianiaya dengan kejam oleh pemerintah PKT. Aku sangat mengagumi iman dan kerinduan mereka yang tak tergoyahkan untuk melayani Tuhan, dan aku merasa bahwa ini adalah hasil yang dicapai oleh pekerjaan Roh Kudus, karena tidak mungkin bagi manusia untuk menghasilkan kesaksian seperti itu. Setelah melihat semua hal ini, aku bahkan menjadi semakin ingin tahu tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar