Tuhan yang Mahakuasa adalah kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Domba-domba Tuhan mendengar suara Tuhan. Selama Anda membaca firman Tuhan yang Mahakuasa, Anda akan melihat Tuhan muncul! Kami menyambut semua pencari kebenaran untuk datang dan melihat.

菜單

Nubuat-nubuat Akhir Zaman Telah Digenapi: Cara Menyambut Kedatangan Tuhan yang Kedua Kali

Bencana sering terjadi dan nubuat akhir zaman telah terpenuhi. Bagaimana kita dapat menyambut kedatangan Tuhan? Silakan baca artikelnya sekarang dan temukan jawabannya.




Minggu, 03 November 2019

Refleksi Kristen: Aku Memiliki Jalan untuk Menyingkirkan Dosa

Gereja Tuhan Yang Mahakuasa,kilat dari timur,Tuhan Yang Mahakuasa,

Hatiku Bersukacita Saat Aku Menemukan Jalan untuk Menyingkirkan Dosa

Akhirnya, aku mengunjungi situs web Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dan melakukan kontak dengan saudara-saudari dari gereja tersebut. Pada pertemuan pertama kami, Saudara Zheng bersekutu denganku, “Semakin lama semakin banyak hal yang melanggar hukum terjadi di gereja. Khotbah para pendeta dan penatua terdengar klise, basi, dan tak bernyawa, pertemuan gereja tidak menyediakan makanan rohani, dan orang-orang percaya hampir semuanya hidup dalam siklus berbuat dosa dan bertobat. Alasannya adalah karena pekerjaan Roh Kudus telah berpindah. Tuhan telah datang kembali berinkarnasi untuk mengakhiri Zaman Kasih Karunia, memulai Zaman Kerajaan, dan melakukan pekerjaan menghakimi dan menyucikan umat manusia. Roh Kudus telah meninggalkan gereja-gereja Zaman Kasih Karunia dan berpindah ke gereja-gereja Zaman Kerajaan, dan sekarang Roh Kudus bekerja dalam diri semua orang yang menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Jadi, karena sekarang gereja-gereja Zaman Kasih Karunia tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus, mereka tidak dapat memberikan sumber air hidup, orang pun terjebak dalam kegelapan, dan karenanya mereka menjadi semakin bejat. Hal ini menggenapi nubuat Tuhan Yahweh, ‘Aku juga telah menahan hujan darimu, saat tiga bulan lagi menjelang panen: satu kota akan turun hujan, dan kota yang lain tidak turun hujan: satu bagian turun hujan, dan bagian yang tidak mendapatkan hujan itu layu‘ (Amos 4:7). Hanya dengan mengikuti jejak langkah Tuhan, kita dapat menerima pekerjaan dan bimbingan Roh Kudus, dan hanya dengan penyediaan dan penyiraman dari firman Tuhanlah roh kita yang haus akhirnya dipuaskan.”
Hanya pada saat itulah aku mengerti bahwa gereja kita tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus karena Tuhan telah datang untuk melakukan tahap pekerjaan yang baru, dan pekerjaan Roh Kudus telah berpindah. Aku merasa bahwa persekutuan Saudara Zheng mengandung terang, bahwa terdapat bimbingan Tuhan dalam persekutuannya tersebut, tetapi aku juga agak bingung, “Aku percaya bahwa Tuhan Yesus mungkin memang telah datang kembali, tetapi Tuhan Yesus sudah menyelamatkan kita. Ketika Tuhan datang kembali, Dia seharusnya secara langsung mengangkat kita ke dalam kerajaan surga. Mengapa Dia harus melakukan pekerjaan menghakimi dan menyucikan manusia? Apa yang terjadi di sini?” Jadi, aku menjelaskan kebingunganku.
Setelah dia mendengarkan aku, Saudara Zheng bersekutu, “Banyak saudara-saudari yang memegang pandangan ini. Mereka percaya bahwa selama kita menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat kita, dosa-dosa kita diampuni, kita ditebus, dan bahwa begitu Tuhan datang kembali, kita akan langsung diangkat ke surga. Namun, sudahkah kita mempertimbangkan apakah pandangan seperti ini sesuai dengan kebenaran? Apakah Tuhan Yesus berkata bahwa jika dosa kita diampuni, kita dapat masuk ke dalam kerajaan surga? Apakah Roh Kudus pernah mengatakan hal seperti itu? Tuhan Yahweh berkata, ‘Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus‘ (Imamat 11:45). Tuhan Yesus berkata, ‘Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga‘ (Matius 7:21). Tuhan itu benar dan kudus, jadi hanya mereka yang watak rusaknya disucikan dan yang melakukan kehendak Tuhan yang bisa masuk ke dalam kerajaan surga. Kita penuh dengan kotoran, dan masih bisa memberontak dan menentang Tuhan. Jika Dia ingin membawa orang seperti kita langsung masuk ke dalam kerajaan surga, bagaimana kebenaran dan kekudusan Tuhan akan diungkapkan? Jadi, gagasan bahwa ‘kita bisa masuk ke dalam kerajaan surga jika dosa kita diampuni’ tidaklah sesuai dengan firman Tuhan, atau dengan kehendak Tuhan. Hanya mereka yang menyingkirkan watak rusak mereka dan menjadi orang yang mampu melakukan kehendak Tuhanlah yang dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Mari kita membaca beberapa bagian dari firman Tuhan Yang Mahakuasa dan engkau akan mengerti dengan lebih jelas. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman, ‘Pada masa itu, pekerjaan Yesus adalah penebusan seluruh umat manusia. Dosa-dosa semua orang yang percaya kepada-Nya diampuni; asalkan engkau percaya kepada-Nya, Dia akan menebusmu; jika engkau percaya kepada-Nya, engkau bukan lagi orang berdosa, engkau telah dibebaskan dari dosa-dosamu. Inilah yang dimaksud dengan diselamatkan dan dibenarkan oleh iman. Namun di antara orang-orang percaya, masih ada yang memberontak dan melawan Tuhan, dan secara bertahap harus dibuang. Keselamatan tidak berarti manusia telah sepenuhnya didapatkan oleh Yesus, tetapi manusia tidak lagi terikat oleh dosa, dosa-dosanya telah diampuni: asalkan engkau percaya, engkau tidak akan pernah lagi terikat oleh dosa‘ ((‘Visi Pekerjaan Tuhan (2)’ dalam ‘Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia’) ‘Dosa manusia dapat diampuni melalui korban penghapusan dosa, tetapi manusia belum mampu menyelesaikan masalah bagaimana ia dapat untuk tidak lagi berbuat dosa dan bagaimana agar natur dosanya dapat dibuang sepenuhnya dan diubahkan. Dosa manusia diampuni karena pekerjaan penyaliban Tuhan, tetapi manusia tetap hidup dalam watak lama Iblis yang rusak. Dengan demikian, manusia harus sepenuhnya diselamatkan dari watak rusak Iblis sehingga natur dosa manusia sepenuhnya dibuang dan tidak akan pernah lagi berkembang, sehingga memungkinkan watak manusia berubah. Hal ini mengharuskan manusia memahami jalan pertumbuhan dalam kehidupan, jalan hidup, dan cara untuk mengubah wataknya. Hal ini juga mengharuskan manusia untuk bertindak sesuai dengan jalan ini sehingga watak manusia dapat secara bertahap diubahkan dan ia dapat hidup di bawah cahaya terang, sehingga segala sesuatu yang ia lakukan sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga ia dapat membuang watak rusak Iblisnya, dan supaya dia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kegelapan Iblis, sehingga ia pun benar-benar lepas dari dosa. Hanya dengan begitu, manusia akan menerima keselamatan yang lengkap‘ (‘Misteri Inkarnasi (4)’ dalam ‘Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia’).
“Seperti yang kita semua ketahui, manusia pada akhir Zaman Hukum Taurat telah dirusak semakin dalam oleh Iblis. Tidak seorang pun dapat menaati hukum Taurat atau perintah, dan tidak ada korban persembahan yang bisa menebus dosa-dosa mereka. Mereka semua menghadapi risiko dikutuk dan dihukum mati oleh hukum Taurat. Untuk menyelamatkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat dari ancaman kematian, Tuhan secara pribadi berinkarnasi menjadi daging sebagai Tuhan Yesus dan melakukan pekerjaan penebusan. Dia melakukan pekerjaan-Nya di atas bumi, dan akhirnya disalibkan di atas kayu salib sebagai manusia tanpa dosa, menjadi korban penghapus dosa bagi umat manusia, yang menebus umat manusia dari dosa mereka. Siapa saja yang menerima pekerjaan Tuhan Yesus, sejauh mereka mengakui dosa-dosa mereka kepada Tuhan dan bertobat, dosa-dosanya akan diampuni, dan tidak lagi dikutuk dan dihukum mati oleh hukum Taurat, dan mereka juga akan menikmati kasih karunia dan berkat Tuhan yang melimpah. Bagi mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, ini adalah keselamatan. Jadi, ketika kita mengatakan bahwa kita diselamatkan karena percaya kepada Tuhan Yesus, kita merujuk terutama pada fakta bahwa kita telah lolos dari penghukuman dan kutuk hukum Taurat. Namun, apakah percaya dan diselamatkan berarti bahwa kita disucikan? Meskipun, setelah kita percaya kepada Tuhan, secara lahiriah kita melakukan beberapa perbuatan baik, sanggup menanggung penderitaan dan kesulitan, memberikan persembahan dan melakukan pelayanan, melakukan pekerjaan Tuhan, dan sebagainya, watak-watak kita yang rusak masih mengakar jauh di dalam diri kita. Natur Iblis seperti kecongkakan, keegoisan, kelicikan, keserakahan, dan kejahatan sudah menjadi hidup kita. Kita dikendalikan oleh natur Iblis ini, kita masih mampu berbuat dosa tanpa sengaja dan menentang Tuhan, dan kita tidak bisa menerapkan ajaran Tuhan sama sekali. Dalam kehidupan kita sehari-hari, misalnya, ketika perkataan orang lain melukai keangkuhan kita, meskipun kita mungkin tidak mengatakan apa-apa, kita mengembangkan prasangka dalam hati kita, dan bahkan dapat mengutuk orang lain. Kita sama sekali tidak toleran atau sabar, apalagi mengasihi musuh-musuh kita. Kita juga sering berbohong dan menipu, sehingga gagal menjadi orang yang jujur, demi melindungi reputasi, status, dan kepentingan kita sendiri. Juga, ketika Tuhan memberkati kita, kita mengucap syukur dan memuji Tuhan, dan memiliki motivasi yang lebih besar untuk mengorbankan diri bagi Tuhan, tetapi ketika bencana menimpa kita, kita mengeluh dan salah paham terhadap Tuhan, tidak mau mengorbankan diri untuk Tuhan, dan dalam kasus-kasus serius kita mengkhianati Tuhan. Daftar ini terus berlanjut. Masih ada begitu banyak kerusakan dalam diri kita, jadi bagaimana mungkin Tuhan mengangkat kita ke dalam kerajaan-Nya? Jelas sekali, fakta bahwa dosa-dosa kita diampuni karena kita percaya bukan berarti kita telah disucikan, karena Tuhan Yesus hanya menebus dosa-dosa kita, bukan natur Iblis dalam diri kita. Jika kita tidak memecahkan masalah yang berkaitan dengan natur Iblis dalam diri kita, bahkan jika dosa-dosa kita diampuni seribu atau sepuluh ribu kali, kita masih tidak bisa masuk ke dalam kerajaan surga. Jadi, berdasarkan kebutuhan kita, pada akhir zaman Tuhan sekali lagi muncul berinkarnasi untuk melakukan pekerjaan penghakiman dan penyucian lebih lanjut, mengungkapkan semua kebenaran yang kita butuhkan untuk disucikan, menyingkapkan fakta sebenarnya tentang kerusakan kita oleh Iblis, menyingkapkan akar dosa kita dan penolakan kita terhadap Tuhan, dan menunjukkan jalan bagi kita untuk mengubah watak kita yang rusak. Jika kita menerima penghakiman dan hajaran dari firman Tuhan, rajin membaca firman Tuhan, dan dengan sungguh-sungguh mengejar kebenaran, watak kita yang rusak secara bertahap akan disucikan dan diubahkan, dan akhirnya kita akan menjadi orang yang benar-benar menaati dan mengasihi Tuhan. Dengan melakukan hal ini, kita akan menjadi orang yang sepenuhnya diselamatkan oleh Tuhan, dan hanya dengan begitu kita dapat masuk ke dalam kerajaan Tuhan.”
Gereja Tuhan Yang Mahakuasa,kilat dari timur,Tuhan Yang Mahakuasa,
Setelah mendengarkan firman Tuhan yang Mahakuasa dan persekutuan Saudara Zheng, aku mengerti bahwa Tuhan Yesus hanya mengampuni dosa-dosa kita, dan bahwa diselamatkan karena kita percaya hanya berarti bahwa kita tidak dikutuk atau dihukum mati oleh hukum Taurat, tetapi bukan berarti bahwa kita disucikan. Aku memikirkan bagaimana, terlepas dari fakta bahwa di gereja aku bisa bersikap toleran dan mengendalikan perasaanku, di rumah aku berubah-ubah dan mementingkan diri sendiri. Terutama ketika keluargaku mengatakan atau melakukan hal-hal yang bertentangan dengan keinginanku, aku bisa kehilangan kesabaranku. Meskipun aku mengakui dosaku dan bertobat kepada Tuhan setiap kali aku kehilangan kesabaran, hal itu akan terjadi lagi berikutnya. Aku tidak bisa mengubahnya. Aku akhirnya menyadari bahwa ini adalah karena keberdosaan di dalam diriku belum dihapuskan. Dalam Wahyu 21:27 dikatakan, “Dan sekali-kali tidak akan masuk ke sana segala sesuatu yang mencemarkan, siapa pun yang melakukan kekejian, atau berdusta.” Orang berdosa tidak bisa masuk ke dalam kerajaan Tuhan. Bagaimana mungkin seseorang seperti aku, yang penuh dengan watak yang rusak, bisa mendapatkan perkenanan Tuhan dan langsung dibawa masuk ke dalam kerajaan surga? Aku sekarang menyadari bahwa amat perlu Tuhan datang kembali pada akhir zaman untuk melakukan pekerjaan penghakiman dan penyucian umat manusia! Setelah aku memahami hal-hal ini, aku merasa sangat bersemangat, tetapi aku masih belum terlalu memahami bagaimana Tuhan menghakimi dan menyucikan manusia. Aku menyadari bahwa, dengan begitu banyak hal yang tidak suci dalam diriku, jika Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman, bukankah aku akan dihukum? Jadi, sekali lagi aku menjelaskan kebingunganku, dan meminta persekutuan dari Saudara Zheng.
Ketika selesai mendengarkanku, dia tersenyum dan berkata, “Alasan kita memiliki pemikiran seperti itu adalah karena kita kurang memiliki pengetahuan tentang pekerjaan penghakiman Tuhan! Pada akhir zaman, Tuhan telah mengungkapkan firman-Nya untuk melakukan pekerjaan penghakiman bukan karena Dia mengutuk dosa-dosa kita, tetapi untuk menyucikan, menyelamatkan kita, memungkinkan kita untuk melihat fakta kerusakan kita oleh Iblis yang sebenarnya melalui penyingkapan dalam firman-Nya, memungkinkan kita untuk mengenali natur dan esensi kita dalam menolak dan mengkhianati Tuhan, dan pada saat yang sama memungkinkan kita untuk mengetahui bahwa watak Tuhan yang benar tidak menoleransi kejahatan, memungkinkan kita untuk mengembangkan hati yang takut akan Tuhan, memungkinkan kita untuk membenci dan mengutuk natur Iblis dalam diri kita dari lubuk hati kita yang terdalam, memungkinkan kita untuk melepaskan diri dari watak-watak Iblis yang rusak dalam diri kita, memungkinkan kita untuk menjalani hidup serupa manusia yang sejati, dan untuk memperoleh keselamatan penuh dari Tuhan. Sebenarnya, pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman adalah kasih dan keselamatan-Nya yang terbesar bagi umat manusia! Jadi, bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman dan menyucikan orang? Mari kita membaca firman Tuhan untuk mempelajari lebih lanjut tentang aspek kebenaran ini.”
Dia membuka sebuah kitab dari firman Tuhan dan membaca, “Pada akhir zaman, Kristus menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan hakikat manusia, dan membedah perkataan dan perbuatan-perbuatannya. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia harus menaati Tuhan, bagaimana setia kepada Tuhan, bagaimana hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan lain-lain. Firman ini semuanya ditujukan pada hakikat manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan karena manusia merupakan perwujudan Iblis dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan bukannya begitu saja menjelaskan tentang natur manusia hanya dengan beberapa kata. Dia menyingkapkannya, menanganinya, dan memangkasnya sekian lama. Cara-cara penyingkapan, penanganan, dan pemangkasan ini tidak bisa digantikan dengan perkataan biasa, tetapi dengan kebenaran yang tidak dimiliki oleh manusia sama sekali. Hanya cara-cara seperti ini yang dianggap penghakiman, hanya melalui penghakiman jenis ini manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya untuk tunduk kepada Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan. Tujuan pekerjaan penghakiman agar manusia mengetahui wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan kehendak Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami manusia. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui hakikatnya yang rusak dan akar dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua hasil ini dicapai melalui pekerjaan penghakiman, karena substansi pekerjaan ini adalah pekerjaan membukakan kebenaran, jalan, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan” (“Kristus Melakukan Pekerjaan Penghakiman dengan Kebenaran” dalam “Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia”).
Dengan tersenyum, dia bersekutu, “Firman Tuhan menyatakan dengan sangat jelas bahwa pada akhir zaman, Dia mengungkapkan banyak aspek kebenaran untuk menghakimi dan menyucikan orang. Tuhan mengungkapkan esensi dari natur kita yang rusak, banyak gagasan kita tentang Tuhan dan kekeliruan yang terkubur jauh di dalam hati kita mengenai kepercayaan kepada Tuhan, serta segala macam watak Iblis dalam diri kita, dan banyak lagi. Dalam firman Tuhan, kita melihat bahwa kita dirusak terlalu dalam oleh Iblis, dan bahwa racun, falsafah, dan logika Iblis telah menjadi hidup kita. Dalam perkataan dan perbuatan kita, kita menerapkan logika, prinsip, dan peribahasa jahat Iblis seperti. ‘Tiap orang bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan yang ketinggalan akan dimangsa,’ ‘Aku adalah tuhanku sendiri di seluruh surga dan bumi,’ ‘Mereka yang bekerja keras dengan menggunakan pikirannya memerintah orang lain, dan mereka yang bekerja keras dengan tangannya diperintah orang lain,’ ‘Manusia akan melakukan apa pun untuk menjadi kaya’ dan ‘Manusia harus selalu berusaha menjadi lebih baik daripada sesamanya yang hidup saat ini.’ Kita menempatkan minat, kekayaan, reputasi, dan status kita di atas segalanya, dan dalam interaksi kita dengan orang lain, kita selalu ingin agar orang lain mematuhi kita. Apa pun yang kita lakukan, kita selalu merencanakan apa pun demi kepentingan kita. Di mana ada keuntungan yang bisa diperoleh, kita berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama melakukannya, sambil berusaha menunda atau meninggalkan hal-hal yang darinya kita tidak akan memperoleh apa pun. Bahkan ketika kita percaya kepada Tuhan, kita meninggalkan banyak hal dan mengorbankan diri untuk mendapatkan hadiah dan mahkota, berharap untuk menukarkan sesuatu yang harganya murah dengan berkat yang besar. Ada banyak contoh seperti itu. Semua perkataan dan perbuatan kita menyingkapkan watak yang rusak seperti kecongkakan, kepentingan diri sendiri, keegoisan, kehinaan, kejahatan, keserakahan, kelicikan, dan kebengkokan, dan kita tidak memiliki keserupaan dengan manusia yang sejati. Pada saat yang sama ketika kita mengalami penghakiman dan hajaran dari firman Tuhan, Tuhan juga mengatur berbagai keadaan untuk memangkas, menangani, menghajar, dan mendisiplin kita. Kadang-kadang, kita hidup berdasarkan falsafah Iblis dan tidak menerapkan kebenaran, sehingga kita jatuh ke dalam kegelapan dan tidak mampu merasakan kehadiran Tuhan, menyebabkan kita merasakan penderitaan dan kesengsaraan. Ketika kita datang ke hadirat Tuhan, berdoa dan berbalik arah, Tuhan menggunakan firman-Nya untuk menyalahkan kita, membuat kita mengenal diri kita sendiri, dan menemukan kebenaran yang tepat untuk diterapkan. Kadang-kadang, Tuhan akan mengerahkan orang, hal-hal, dan peristiwa untuk mengingatkan dan menangani kita, untuk membuat kita tahu bahwa watak Tuhan yang benar tidak menoleransi kejahatan, dan kita merefleksikannya pada diri kita sendiri, agar kita bisa mengetahui tentang pemberontakan dan penentangan kita sendiri. Kadang-kadang, firman Tuhan menghibur dan mendorong kita, memungkinkan kita untuk memahami maksud baik-Nya dalam menyelamatkan umat manusia, dan memungkinkan kita untuk tidak menjadi negatif atau lemah, memiliki tekad untuk mengejar kebenaran, dan mengejar perubahan watak. Ketika kita mengalami penghakiman dan hajaran Tuhan, kita mengembangkan pemahaman akan hal-hal yang positif dan negatif, dan kita juga tahu orang macam apa yang disukai dan tidak disukai Tuhan, dan orang macam apa yang Dia selamatkan dan singkirkan. Kita mengembangkan rasa takut dan ketaatan yang jauh lebih besar kepada Tuhan, dan kita mulai membenci natur Iblis dalam diri kita sendiri, mengkhianati logika Iblis, dan bertingkah laku seperti diri kita sendiri dan melakukan hal-hal yang sesuai dengan tuntutan Tuhan. Pandangan kita tentang berbagai hal mulai berubah, watak hidup kita secara bertahap berubah, dan kita mulai menjalani hidup seperti manusia. Kita benar-benar dapat merasakan bahwa pekerjaan penghakiman Tuhan itu praktis, bahwa pekerjaan penghakiman Tuhan itu benar-benar dapat menyucikan dan mengubah watak kita yang rusak, dan bahwa hanya dengan menerima pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman kita dapat sepenuhnya membebaskan diri kita dari belenggu dosa, memperoleh keselamatan penuh dari Tuhan, dan dibawa masuk ke dalam kerajaan surga oleh Tuhan.”
Melalui persekutuan Saudara Zheng tentang firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku belajar bahwa pemahamanku tentang pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman adalah salah. Pemahamanku berdasarkan pada gagasan dan imajinasiku sendiri. Aku teringat perkataan Tuhan Yahweh: “Karena rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalan-Ku bukanlah jalanmu, demikian firman Yahweh. Karena seperti langit lebih tinggi dari bumi, demikianlah jalan-Ku lebih tinggi dari jalanmu, dan rancangan-Ku dari rancanganmu” (Yesaya 55:8-9). Tuhan adalah Tuhan Sang Pencipta, perbuatan-Nya ajaib, tak terduga, dan penuh dengan hikmat-Nya, dan perbuatan-Nya itu bukanlah hal-hal yang dapat kita pahami dengan pikiran kita sendiri. Aku akhirnya mengerti bahwa tujuan pekerjaan penghakiman Tuhan bukanlah untuk mengutuk atau menghukum, melainkan untuk menyucikan dan mengubah watak kita yang rusak, dan untuk memungkinkan kita agar diselamatkan sepenuhnya oleh Tuhan. Setelah aku memahami hal-hal ini, aku tidak lagi takut. Sebaliknya, aku semakin ingin mengikuti Tuhan, dan aku bersukacita karena aku dapat mendengarkan suara Tuhan dan menemukan jalan untuk membebaskan diri dari dosa. Aku dengan senang hati menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman.
Hidup dalam Terang, Mengejar Kebenaran
Setelah aku menerima pekerjaan baru Tuhan, aku sering mendengarkan nyanyian pujian bagi Tuhan dan menonton film, obrolan singkat, dan sandiwara lucu di situs web Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan aku juga berpartisipasi dalam kehidupan bergereja bersama saudara-saudariku. Aku menikmati penyiraman dan penggembalaan dari firman Tuhan, minum air dari sungai kehidupan yang mengalir dari takhta Tuhan, rohku dipuaskan, dan aku tidak lagi haus. Dengan terus membaca firman Tuhan, aku jadi memahami beberapa aspek kebenaran, seperti tujuan dan pentingnya tiga tahap pekerjaan Tuhan, pentingnya nama Tuhan, misteri inkarnasi Tuhan, dan bagaimana cara memperoleh keselamatan penuh dan disucikan. Aku juga menjadi semakin tahu tentang watak Tuhan, aku melihat bahwa watak Tuhan tidak hanya berbelas kasih dan penyayang, tetapi Dia juga benar dan megah, dan aku melihat bahwa watak benar yang diungkapkan oleh Tuhan pada akhir zaman lebih mampu mengubah dan menyucikan natur rusak kita dan memungkinkan kita untuk mencapai keselamatan penuh. Sekarang, dalam hidupku sendiri, aku juga mulai berfokus untuk mengetahui watakku yang rusak, menerapkan kebenaran, dan bersikap toleran dan sabar dengan keluargaku. Bahwa aku dapat memahami hal-hal ini, semuanya adalah berkat pencerahan dan bimbingan Tuhan. Syukur kepada Tuhan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar